Produksi insulin yang berlebihan dapat merangsang tubuh untuk menyimpan lebih banyak lemak, terutama di area perut.
Selain itu, insulin juga dapat menghambat pembakaran lemak, sehingga menyebabkan penumpukan lemak yang lebih cepat.
Oleh karena itu, orang dengan masalah resistensi insulin atau diabetes tipe 2 sering kali mengalami kesulitan dalam mengatur berat badan.
2. Leptin: Hormon Pengatur Nafsu Makan
Leptin, sering disebut sebagai hormon kenyang, diproduksi oleh sel-sel lemak di tubuh.
Hormon ini memberi sinyal ke otak bahwa tubuh sudah cukup mendapat asupan energi dan kita tidak perlu makan lagi.
Ketika kadar leptin tinggi, nafsu makan kita cenderung menurun, dan kita merasa kenyang.
Namun, pada beberapa orang dengan obesitas, terjadi kondisi yang dikenal sebagai resistensi leptin, di mana meskipun kadar leptin dalam tubuh tinggi, otak tidak menerima sinyal tersebut dengan baik.
BACA JUGA:Bisa Bantu Jaga Berat Badan, Inilah 6 Camilan Sehat untuk Diet di Kantor, Apa Aja?
Akibatnya, nafsu makan tetap tinggi, dan seseorang terus merasa lapar meskipun tubuh sudah cukup mendapatkan energi.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan konsumsi makanan dan, pada akhirnya, penambahan berat badan.
3. Kortisol: Hormon Stres yang Mendorong Penumpukan Lemak
Kortisol adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal sebagai respons terhadap stres.