Kebiasaan tidur sore yang membuat seseorang terjaga di malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yang berfungsi sebagai jam internal untuk mengatur pola tidur dan mengendalikan pelepasan hormon.
Gangguan pada ritme ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal, yang pada gilirannya memengaruhi kemampuan tubuh dalam menghadapi stres. Akibatnya, individu yang sering begadang menjadi lebih rentan terhadap depresi.
4. Tekanan Darah Tinggi dan Dampak Kebiasaan Tidur
Durasi dan kualitas tidur yang buruk, yang sering kali disebabkan oleh kebiasaan tidur sore, dapat meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi atau hipertensi.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Jika Kamu Tidak Tidur Selama 24 Jam? Ini Penjelasannya!
Ketika kita begadang, tubuh menganggapnya sebagai stres, dan sistem saraf simpatik kita—sebuah mekanisme pertahanan tubuh—akan teraktivasi.
Aktivasi mekanisme ini memicu pelepasan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol, yang dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Selain itu, kebiasaan tidur sore dan begadang juga berdampak negatif pada keseimbangan hormon renin dan aldosteron, yang bertanggung jawab mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.
Ketidakseimbangan hormon ini dapat meningkatkan retensi air dan natrium, yang pada gilirannya berkontribusi pada kenaikan tekanan darah.
BACA JUGA:Apa yang Terjadi Jika Kamu Tidak Tidur Selama 24 Jam? Ini Penjelasannya!
Lebih jauh lagi, peningkatan tekanan darah yang terkait dengan tidur sore juga dikaitkan dengan risiko peradangan pada lapisan endotel pembuluh darah.
Peradangan ini akan membuat pembuluh darah lebih rentan terhadap penumpukan plak, yang dapat menghambat aliran darah dan semakin meningkatkan tekanan darah.
5. Serangan Jantung
Serangan jantung dan stroke merupakan dua risiko serius yang dapat muncul akibat kebiasaan tidur sore dan begadang yang berlebihan.