BENGKULU RU - Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), dinilai miliki peranan penting dalam upaya mencegah penularan penyakit yang disebabkan Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Ini disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Program Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Ruslian diwawancarai terkait momentum Hari AIDS Sedunia, Minggu 01 Desember 2024.
"Pengetahuan yang dimaksud, mulai dari mengenali apa itu HIV/AIDS, bagaimana cara penularannya, serta cara agar terhindar dari penularan penyakit tersebut," ungkap Ruslian.
Menurut Ruslian, sepanjang tahun ini di Provinsi Bengkulu terdata sebanyak 155 kasus positif HIV/AIDS. Paling banyak di Kota Bengkulu yakni 66 kasus. Kemudian diikuti Kabupaten Rejang Lebong.
BACA JUGA:Warem dan Perusahaan Jadi Sasaran Pemeriksaan dengan Faktor Resiko HIV hingga Malaria
BACA JUGA:Tercatat 32 Kasus HIV/AIDS, 16 Orang Meninggal
"Serta kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu kecuali Kaur. Dari total kasus tersebut, lebih dari 60 persen penderitanya merupakan perilaku seks menyimpang atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT)," jelas Ruslian.
Penderita lainnya, lanjut Ruslian, Wanita Tuna Susila (WTS), masyarakat umum pengguna jasa WTS, pengguna narkotika melalui suntikan, dan lainnya.
"Kalau sejak tahun 2010 hingga sekarang, angka positif HIV/AIDS di provinsi kita ini mencapai 1.092 kasus. Melihat dari data yang ada, dari waktu ke waktu angka positif HIV/ADIS terus ada," kata Ruslian.
Disisi lain, Ruslian menyampaikan, hingga saat ini upaya pencegahan penularan HIV/AIDS, masih terus menjadi salah satu fokus pihaknya.
BACA JUGA:Dinas Satpol PP Halau Penyebaran HIV dan Sifilis di Mukomuko
BACA JUGA:Bayi yang Dikandung ODHA, Bisa Tidak Terpapar HIV/AIDS, Syaratnya Begini
"Seperti dengan melakukan skrining sekaligus sosialisasi pada populasi kunci. Seperti pada WTS ataupun komunitas perilaku seks menyimpang. Kita pun bekerjasama dengan PMI dalam melakukan skrining ini," terang Ruslian.
Ruslian menambahkan, ketika dalam skrining itu ditemukan kasus positif HIV/AIDS, maka pihaknya langsung melakukan langkah pengobatan, pendampingan dan pengawasan.
"Ini bertujuan agar penderitanya tidak stres atau mengalami penurunan psikologisnya. Dalam sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan terhadap HIV/AIDS ini, kita secara maksimal terus berupaya menjangkau seluruh masyarakat," tambah Ruslian.