RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Syarat tumbuh kembang ekonomi di suatu daerah, selain koneksitas juga dipengaruhi oleh dukungan ruas utama yang mumpuni.
Pantauan RU, armada lintas dengan tonase tinggi, masih mengeluhkan kondisi jalan khususnya ruas utama pada lingkar kota yang merupakan pusat pemerintahan dinilai perlu dirombak serius.
"Tonase yang kami bawa ini di atas 40 ton. Kami cukup sulit untuk membawa barang menuju tujuan, karena jalannya terlalu kecil," ungkap Supratman, seorang pengemudi ekspedisi yang membawa beras untuk program pemerintah.
Terpantau, arus distribusi beras kini tengah dilakukan Bulog pada gudang-gudang di daerah, menyikapi peningkatan kebutuhan di sektor pangan menghadapi natal hingga tahun baru serta program-program pemerintah.
BACA JUGA:Ring Road Pasar Purwodadi Arga Makmur Jebol
BACA JUGA:Jalan Lintas Alternatif Kemumu-Kerkap Jebol
Sebagai pengemudi moda ekspedisi yang membutuhkan pengalaman, terpantau angkutan yang membawa beras ke Gudang Bulog Taba Tembilang, rerata sudah masuk kategori trailer.
Layaknya, angkutan-angkutan yang lazim muncul pada jalur-jalur ekonomi lintas provinsi. Saking beratnya muatan yang digendong, kendaraan itu memiliki 18 ban.
Ketua Komisi 3 DPRD Provinsi Bengkulu, Juhaili, SIP, saat dikonfirmasi RU perihal perlunya ring road dalam Kota Arga Makmur yang perlu ditingkatkan, seperti pelebaran, mengatakan dukungannya.
"Memang akses jalan menjadi satu hal yang sangat prinsip, untuk menjadi katalis perekonomian di daerah," ungkap Juhaili, belum lama ini.
BACA JUGA:Kerusakan Jalan dari Tugu Gajah ke MSS Sudah Jadi Atensi
BACA JUGA:Program Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Umum Diperluas
Sebagai legislator yang berangkat ke DPRD Provinsi Bengkulu dengan Daerah Pemilihan Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah (Benteng), Juhaili yang juga mantan Wakil Ketua 1 DPRD Bengkulu Utara ini, jelas sadar betul kasuistik yang terjadi di daerah ini.
Belum lama ini, Juhaili juga menerangkan terus memperjuangkan agar alokasi anggaran pembangunan ke daerah yang diakomodir lewat APBD Provinsi Bengkulu meningkat.
"Karenanya angka Rp 300 miliar sudah diploting memang dirasa kurang. Tapi kita juga harus sama-sama sadar, bahwa kondisi ini dihadapkan oleh keterbatasan fiskal," ungkapnya, menjelaskan.