Debat Publik Kedua Pilwakot Bengkulu
BENGKULU RU - Debat publik kedua dengan tema 'Kebudayaan, Pariwisata, Religius dan Kearifan Lokal Dalam Rangka Mempertahankan NKRI', yang termasuk tahapan Pilwakot Bengkulu Tahun 2024 telah selesai digelar.
Dalam debat yang digelar Jum'at 08 November 2024 malam, tercatat empat paslon wali kota dan wakil wali kota mengklaim memiliki jurus jitu untuk membangun Kota Bengkulu, sebagaimana tema dalam debat.
Sedangkan 1 paslon lagi mengklaim telah berbuat dan membuktikan kerja-kerja sebagaimana tema debat, sehingga tinggal melanjutkan saja.
Paslon nomor urut 1, Dani Hamdani-Sukatno diawal debat menyampaikan, pihaknya memiliki visi mewujudkan Kota Bengkulu Maju, Bermartabat dan Sejahtera.
BACA JUGA:Buntut Debat Publik, Pemanggilan Terhadap KPU Segera Dikaji
BACA JUGA:Awal Debat Publik, Pendukung Paslon Gubernur dan Wagub Bengkulu Sempat Gaduh
"Visi tersebut kita tuangkan dalam 9 misi kerja bidang garapan, dan 44 program. Sesuai dengan tema debat, program unggulan kita diantaranya mewujudkan wisata Kota Bengkulu Go International," ungkap Dani.
Tentunya, lanjut Dani, dengan tetap berbasis pengembangan seni budaya dan kearifan lokal. Sesuai dengan tema debat juga, pihaknya memiliki program-program spektakuler.
"Karena untuk membangun Kota Bengkulu pada berbagai sektor, kita membutuhkan lompatan-lompatan yang luar biasa, dengan tetap berlandaskan saran dan masukan dari berbagai elemen masyarakat," kata Dani.
Sementara itu, paslon nomor urut 2, Ariyono Gumay-Harialyyanto Nurcahyo Ardhi mengatakan, pada sektor pariwisata, pihaknya memastikan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak.
BACA JUGA:Debat Publik Pilgub, Bawaslu Ingatkan Jangan Serang Individu
BACA JUGA:Debat Perdana, 5 Paslon Adu Visi dan Misi Bangun Kota Bengkulu
"Seperti kawasan Pantai Panjang. Sama-sama kita ketahui dibawah kewenangan Pemprov Bengkulu. Sehingga penting bagi kita untuk berkolaborasi dalan penataan dan pengelolaannya," ujar Ariyono.
Selain itu, sambung Ariyono, bersama Harial, pihaknya juga bakal merevitalisasi pasar-pasar terbengkalai menjadi pasar tematik, agar ke depannya dapat lebih tertata lagi.
"Dalam pengembangan wisatawan juga, kita tetap mengedepankan kearifan lokal. Pariwisata ini tempat perputaran duit, sehingga kita bisa menjadikannya sumber peningkatan pendapatan daerah melalui pajak dan retribusi," papar Ariyono.