Ketika Inovasi Teknologi Menjaga Akar Tradisi

Rabu 16 Oct 2024 - 22:16 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Ependi

Dengan edukasi seputar batik dan tutorial tentang cara memadupadankan batik dengan gaya busana modern, batik kini telah menjadi bagian dari keseharian kaum muda Indonesia.

Tren tersebut turut berkontribusi dalam memperkuat posisi batik sebagai produk budaya yang relevan dan diminati, bukan di dalam negeri saja, melainkan juga di pasar internasional.

 

Nilai Ekonomi Signifikan

Batik Indonesia sendiri memiliki nilai ekonomi yang cukup signifikan. Menurut data Kementerian Perindustrian, produksi batik nasional mencapai lebih dari 200 juta meter kain per tahun.

BACA JUGA:Wow! Ternyata Ini Sederet Batik Termahal di Dunia, Bisa Terjual Puluhan Hingga Ratusan Juta Rupiah

BACA JUGA: SE Penggunaan Batik Besurek dan Penyajian Pangan Lokal Diterbitkan

Nilai ekspor batik dan produk batik Indonesia juga terus meningkat setiap tahunnya, dengan angka yang mencapai 58,46 juta USD pada 2023. Angka ini mencerminkan bahwa batik tidak hanya menjadi simbol budaya, melainkan komoditas ekonomi yang penting bagi Indonesia.

Potensi batik di pasar global juga semakin besar, terutama dengan adanya inovasi teknologi yang diterapkan dalam proses produksinya. Namun, seperti yang disampaikan Falahy dan Rahardi, pengembangan batik tidak bisa dilepaskan dari upaya pelestarian.

Jadi, teknologi memang mampu membawa batik ke ranah yang lebih luas. Hanya saja, tanpa memahami akar dan nilai budaya, inovasi tersebut bisa kehilangan esensinya. Oleh karena itu, kolaborasi antara generasi muda, teknologi, dan pelaku industri batik menjadi kunci dalam menjaga keberlanjutan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia yang tak lekang oleh waktu. (**)

 

Sumber Indonesia.go.id

Kategori :