Rasa urgensi yang diciptakan oleh diskon terbatas dan stok yang terbatas menjadi pendorong utama.
BACA JUGA:Mengulik Manfaat Pilates yang Kini Jadi Tren Kesehatan di Kalangan Gen Z
BACA JUGA:Upaya Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Tumbler Kini Jadi Tren di Kalangan Gen Z
Selain itu, kemudahan akses ke platform e-commerce melalui ponsel pintar membuat proses belanja semakin cepat dan mudah.
Kebiasaan ini juga dipicu oleh desain platform e-commerce yang menarik, dengan antarmuka yang ramah pengguna dan pengalaman berbelanja yang menyenangkan.
Ketika pengguna merasa nyaman, mereka cenderung untuk menghabiskan lebih banyak waktu, dan dalam waktu tersebut, keputusan untuk membeli barang yang tidak direncanakan bisa saja terjadi.
Momen belanja impulsif pada tanggal kembar memberikan dampak ekonomi yang signifikan.
BACA JUGA:Paylater Jadi Senjata Rahasia Kebanyakan Gen Z dalam Belanja di Era Digital
BACA JUGA:Ternyata Ini Sederet Hobi Seru yang Lagi Trending di Kalangan Gen Z, yang Mana Nih Hobi Anda
Laporan menunjukkan bahwa penjualan online meningkat pesat selama periode ini.
Banyak e-commerce yang mencatat lonjakan penjualan hingga 200% dibandingkan hari biasa.
Hal ini menunjukkan bahwa tanggal kembar telah menjadi indikator keberhasilan untuk banyak pelaku usaha.
Namun, di balik lonjakan penjualan tersebut, ada dampak psikologis yang perlu diperhatikan.
BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z BACA JUGA:Frugal Living, Tren Hidup Hemat di Kalangan Millenial dan Gen ZBanyak Gen Z yang merasa menyesal setelah melakukan pembelian impulsif.
Setelah barang sampai, mereka sering kali menyadari bahwa produk tersebut tidak diperlukan atau bahkan tidak sesuai dengan harapan.
Hal ini dapat menyebabkan stres finansial dan mengganggu kesejahteraan mental mereka.