Stres dan tekanan dari tanggung jawab ganda dapat berdampak negatif pada kesehatan mental.
Banyak yang mengalami kecemasan, depresi, dan burnout akibat tidak mampu memenuhi ekspektasi yang tinggi dari kedua pihak, baik orang tua maupun anak.
BACA JUGA:Perkembangan Ekonomi Digital E-Commerce di Indonesia Ternyata Tidak Terlepas Dari Peranan Gen Z
BACA JUGA:Frugal Living, Tren Hidup Hemat di Kalangan Millenial dan Gen Z
Para generasi sandwich juga harus selalu bisa menyeimbangkan pekerjaan, tanggung jawab keluarga, dan waktu pribadi menjadi tantangan besar.
Banyak individu dalam generasi sandwich merasa tidak memiliki waktu untuk diri sendiri, yang dapat memicu masalah kesehatan fisik dan mental.
Meskipun beberapa individu mungkin memiliki jaringan dukungan, banyak yang merasa sendirian dalam perjuangan ini.
Kurangnya pemahaman dari teman sebaya atau masyarakat tentang kondisi mereka sering kali membuat mereka merasa terisolasi.
BACA JUGA:Seberapa Besar Peluang Gen Z untuk Miliki Rumah Impian? Bagaimana Caranya, Simak Penjelasan Berikut!
BACA JUGA:Peran Gen Z dalam Ekonomi Kreatif dalam Berinovasi dan Melihat Peluang Bisnis Baru
Dampak Sosial dan Ekonomi
Fenomena generasi sandwich tidak hanya mempengaruhi individu, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas.
Dari segi sosial, ketidakmampuan generasi ini untuk merawat orang tua dan anak-anak secara optimal dapat berkontribusi pada peningkatan jumlah individu yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan perawatan yang layak.
Di sisi ekonomi, beban finansial yang dihadapi generasi sandwich dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Dengan pengeluaran yang besar untuk merawat anggota keluarga, banyak dari mereka menjadi kurang mampu untuk berinvestasi dalam pendidikan atau properti, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
BACA JUGA:Upaya Menerapkan Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Tumbler Kini Jadi Tren di Kalangan Gen Z