Geliat Sentra Batik Kota Onde-Onde
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di sela peresmian sentra industri kecil menengah (IKM) batik yang diberi nama Maja Bharama Wastra di Kota Mojokerto, Jawa Timur. ANTARA/Indra Setiawan--
Kerutan di wajahnya, menandakan Kusrini tidak lagi muda. Namun, jemari perempuan itu terlihat cekatan menari di atas selembar kain putih dengan pola tulisan dari pensil.
Canting berisi lilin panas ditiup dan dituliskan di kain sesuai ukiran pola batik.
Membatik itu, ungkap Kusrini yang mengaku berusia jelang 60 tahun, harus sabar dan telaten. “Saya sudah lama bekerja membatik.
Kakak saya laki-laki membuat pola batik, sedangkan saya membatik pakai lilin. Dulu keluarga saya punya usaha batik, yang kerja ada 50-an orang. Perempuan menulis dan mewarnai batik, laki-laki yang sudah tua nglorot batik atau nembok (stempel motif) batik cap,” jelas Kusrini kepada VOA sebagaimana disimak Indonesia.go.id.
BACA JUGA:Kinclong Industri Kosmetik Tanah Air
BACA JUGA:Investasi di Sektor Manufaktur Terus Naik
Kusrini hanyalah satu dari puluhan pembatik di Sentra Batik Kauman, Solo, Jawa Tengah. Mereka, umumnya secara turun-temurun, mendapatkan keterampilan membatik dari keluarga.
Kusrini misalnya, sejak usia kelas 3 SD, sudah berlatih membatik. Duduk berjam-jam dan konsentrasi membatik dengan lilin panas.
Revitalisasi IKM
Selain di Solo, sentra industri kecil dan menengah (IKM) batik tersebar di pelosok tanah air. Merujuk data Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), hingga 2023, terdapat 201 sentra industri batik di 11 provinsi di Indonesia. Di sentra batik itu, para perajin batik itu terus bertahan. Selain terguncang akibat krisis pandemi Covid-19 (2020-2023), mereka juga harus mampu bersaing dengan batik impor.
BACA JUGA:Industri Pengolahan Penopang Ekonomi Nasional
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
Merespons hal itu, pemerintah melalui Kemenperin turun tangan. Yakni, dengan membangun dan merevitalisasi sentra IKM Batik. Ini merupakan bagian dari salah satu upaya pemerintah dalam mendongkrak potensi daerah melalui pengembangan inovasi dan kreativitas para pelaku IKM di sentra tersebut.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang IKM. “Keberadaan sentra IKM batik diharapkan dapat melahirkan banyak diversifikasi produk batik seperti produk home decor, tas, sepatu, maupun busana yang akan dipasarkan secara luas, di dalam dan luar negeri,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita di Jakarta.