Wajib Tau, Ternyata Vape Lebih Berbahaya Dari Pada Rokok Tembakau

Ternyata Vape Lebih Berbahaya Dari Pada Rokok Tembakau-kosmo.com-

4. Kerusakan otak 

Otak, yang merupakan pusat sistem saraf manusia, dapat rusak parah jika terkena air seni. Merokok dapat merusak bagian otak yang mengontrol suasana hati, perhatian, dan pengendalian diri.

Efek negatif vape pada otak ini menyerang orang yang berusia di bawah 25 tahun.

5. Gairah 

Efek samping vape ini disebabkan oleh kandungan nikotin di dalam vape. Nikotin mempengaruhi otak untuk melepaskan hormon dopamin yang menimbulkan rasa bahagia, sehingga penggunanya ingin segera mendapatkan kesenangan tersebut. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini bisa berujung pada kecanduan vape. 

6. Asma

Akrolein adalah zat beracun yang menyebabkan efek mirip asma. Itu karena akrolein dan bahan kimia beracun lainnya dalam vape mengiritasi saluran udara dan paru-paru.

BACA JUGA:Bagi Yang Suka Nge-Vape ! Ketahui Bahaya Ngerokok Elektronik Bagi Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Benarkah Vape Dapat Menyebabkan Gigi Menjadi Kuning ? Ini Penjelasannya

7. Paru-paru

Selain asma, penyakit paru-paru lain yang disebabkan oleh efek samping urin adalah EVALI (rokok elektronik atau uap, terkait dengan cedera paru-paru). Kondisi ini dapat merusak paru-paru dan menyebabkan nyeri dada pada pengguna vape, sesak napas, bahkan kematian. Vitamin E asetat pada vape diduga menjadi pemicu EVALI.

8. Penyakit jantung

Efek samping vape pada jantung disebabkan oleh nikotin. Selain menimbulkan kecanduan, zat beracun ini dapat merangsang pelepasan hormon adrenalin yang meningkatkan detak jantung dan tekanan darah serta menyempitkan pembuluh darah.

Jika tren ini terus berlanjut, kemungkinan besar pengguna vape tidak akan mengalami stroke atau serangan jantung.

Berhenti dari vape memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Meski memakan waktu lama, ada baiknya Anda berhenti buang air kecil setelah mengetahui berbagai dampak buang air kecil terhadap kesehatan Anda. Jika Anda kesulitan berhenti merokok, Anda bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk mencari cara paling efektif.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan