Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Barang China Hingga Miliaran Dollar, Apakah Akan Ada Perang Dagang Jilid 2

Amerika Serikat Naikkan Tarif Impor Barang China Hingga Miliaran Dollar, Apakah Akan Ada Perang Dagang Jilid 2-Shutterstock-

Banyak perusahaan yang bergantung pada barang-barang impor dari China untuk produksi mereka akan menghadapi kenaikan biaya.

 Ini bisa mengakibatkan penyesuaian harga atau bahkan gangguan dalam rantai pasokan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi produksi dan distribusi barang di seluruh Amerika.

BACA JUGA:2024 Pemerintah Akan Kembali Impor Beras Sebanyak 2 Juta Ton

BACA JUGA:Wajib Tau, Hanya Ini Barang yang Boleh Diimpor Via E-Commerce

Sektor manufaktur di AS yang tergantung pada bahan baku dan komponen dari China mungkin akan menghadapi tantangan besar. 

Kenaikan biaya bahan baku dapat berdampak pada profitabilitas dan daya saing produk domestik di pasar internasional.

Kenaikkan tarif ini juga telah menimbulkan kekhawatiran dalam potensi gangguan pada rantai pasokan, apalagi untuk produk yang memiliki ketergantungan terhadap bahan baku semikonduktor. 

Para kritikus berpendapat bahwa langkah ini tidak cukup efektif dalam mengatasi transfer teknologi dan taktik dominasi dalam industri China yang mengakibatkan kelebihan produksi dan membanjiri pasar global.

BACA JUGA:Potensi Ekspor di Bidang Pertanian dan Bagaimana Indonesia Dapat Menembus Pasar Global

BACA JUGA:Industri Minyak Kelapa di Indonesia: Potensi, Tantangan, dan Peluang Pasar Global

Pemerintah turut merespons keputusan ini dengan mengeluarkan pernyataan keras dan menyebut langkah ini sebagai “tindakan proteksionis yang merugikan” dan “pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip perdagangan bebas internasional.”

China mengancam akan membalas dengan tarif tambahan pada barang-barang asal AS dan membatasi impor dari Amerika Serikat. 

Langkah ini bisa memicu perang dagang yang lebih luas antara kedua negara, yang berpotensi mengganggu perdagangan global dan mempengaruhi pasar internasional.

Dengan adanya ketegangan yang meningkat, pemerintahan AS dan Tiongkok diharapkan dapat melakukan negosiasi lebih lanjut.

BACA JUGA:Mendorong Daya Saing Industri Rotan Indonesia di Pasar Global

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan