September Kelam di Indonesia, Kematian 3.309 Jiwa Usai Gempa
September Kelam di Indonesia, Kematian 3.309 Jiwa Usai Gempa-Radar Utara/Benny Siswanto-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Membahas Megathrust di Indonesia, harus tidak dimaknai sebagai upaya menakut-nakuti! Penegasan tersebut, dipandang penting.
Apalagi, kalau mencatat peristiwa gempa di bulan September, kita harus mengingat angka kematian sebanyak 3.309 jiwa, usai gempa melanda pertiwi.
Sebagai negara yang berada di jalur cincin api pasifik, dengan efek positif tanahnya yang subur. Masyarakatnya, tidak terkecuali setiap jenjang pemerintahan, juga harus dipupuk pemahaman, untuk hidup berdampingan dengan konsekuensi geografis.
Utamanya adalah potensi banyak kejadian gempa bumi hingga tsunami di Indonesia. Edukasi menjadi hal yang prinsip. Pemerintah pusat hingga daerah agar tidak pelit, mengalokasikan anggaran untuk mitigasi potensi gempa, seperti simulasi bencana, khususnya pada saat kejadian dan pasca kejadian.
BACA JUGA:Sebelum Bengkulu, Gempa Dangkal Juga Terjadi di Wilayah Indonesia Timur, BMKG Imbau Pentingnya Drill
BACA JUGA:BREAKING NEWS! Gempa Dangkal 4,5 SR Guncang Bengkulu Utara
Provinsi Bengkulu misalnya, memiliki tanggungjawab moril dalam menggejot edukasi masyarakat akan gempa. Kejadian alam yang hingga kini belum ditemukan teknologinya untuk mendeteksi waktu kapan akan terjadi.
Kemampuan dunia saat ini, masih sebatas membaca potensi kekuatan magnitudo gempa, lempeng aktif dunia yang ditengarai dengan gugusan gunung-gunung api aktif. Sembari menggabungkan catatan-catatan sejarah gempa lampau, untuk memperkuat mitigasi secara makro.
Provinsi Bengkulu juga masuk dalam catatan gempa lampau yang dirilis oleh Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) pada 2022 lalu, dari 20 kejadian gempa signifikan di Indonesia, menempatkan Bengkulu berjejal dalam catatan gempa mematikan.
Historikal gempa itu, diterang dalam buku rilisan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peta Deagregasi Bahaya Gempa Indonesia untuk Perencanaan dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa.
BACA JUGA:Ancaman Gempa Megathrust, Warga Diimbau Tetap Tenang dan Waspada
BACA JUGA:Soal Gempa, Indonesia Harus Mundur Seribu Tahun ke Jepang, 10 Negara Ini Banyak Gunung Api Aktif
Buku penting itu tersusun berkat kontribusi para ahli rekayasa kegempaan Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) yang terdiri atas peneliti, akademisi, dan pakar/praktisi dari Kementerian/Lembaga Tinggi, dan komunitas asosiasi profesi.
Peristiwa Gempa Mematikan Bulan September di Indonesia