Banner Dempo - kenedi

Hutan Bengkulu Miliki Peran Penting Serap Karbon dan Reduksi Risiko Bencana

Gubernur Rohidin Mersyah saat menghadiri FGD bertemakan Model Pembiayaan Biru Berbasis Ekosistem dalam Reduksi Risiko Bencana-Radar Utara/Doni Aftarizal-

BENGKULU RU - Kawasan hutan yang berada dalam wilayah Provinsi Bengkulu, memiliki peranan yang sangat penting dalam menyerap karbon dan mereduksi risiko bencana. 

Ini disampaikan Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah saat menghadiri Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Model Pembiayaan Biru Berbasis Ekosistem dalam Reduksi Risiko Bencana. 

Menurut Rohidin, Provinsi Bengkulu yang terletak di antara lautan dan pegunungan, memiliki kekayaan hutan yang sangat melimpah. 

"Kekayaan ini menjadikan hutan di daerah kita, berperan penting dalam penyerapan karbon di tingkat global," ungkap Rohidin. 

BACA JUGA:BPS Gelar FGD Publikasi Bengkulu Utara Dalam Angka 2024

BACA JUGA: FGD KPU, Satukan Persepsi Cegah Konflik Pemilu 2024

Dilanjutkan Rohidin, saat ini potensi sumber daya hutan di Bengkulu, dapat menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola dengan baik dan optimal. 

"Bahkan pada tahun ini kita menerima dana sebesar Rp 11 miliar sebagai kompensasi karbon, dan tentunya tidak bisa dipisahkan dari peran kawasan hutan yang daerah kita miliki," kata Rohidin. 

Rohidin menambahkan, luasnya kawasan hutan di Bengkulu memberikan kontribusi besar, terutama dalam mengurangi karbon yang dihasilkan industri di Indonesia.

"Bahkan juga dunia, maka dari itu dalam kesempatan ini kita sampaikan selaku pemda terus berkomitmen untuk menjaga kawasan hutan," tambah Rohidin. 

BACA JUGA:Inovasi Digital Simontana, Penjaga Kelestarian Hutan Indonesia

BACA JUGA:Pemcam Air Manjunto Komitmen Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan

Sementara itu, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Institut Pertanian Bogor (IPB), Yondviter memaparkan, Bengkulu juga memiliki kawasan hutan mangrove.

"Kawasan hutan Mangrove ini juga memiliki potensi mengurangi kerugian materi, seperti halnya akibat bencana hingga Rp 400 miliar rupiah," papar Yondviter. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan