Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul

Folklor Jepang Soal Ramalan Gempa Ketika Ikan Ini Muncul -Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Folklor atau kepercayaan tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan yang dilisankan turun temurun di masyarakat, salah satunya adalah soal kemunculan hewan-hewan tak lazim di laut, menjadi ramalan bakal terjadinya gempa besar. 

Kali ini kita menjujug "Negeri Matahari Terbit" Jepang. Negara yang memiliki pendapatan bongsor, salah satunya lewat industri film dewasa itu, memiliki folklor bakal terjadinya gempa, ketika kemunculan Oarfish. 

Baru-baru ini, komunitas penyelam di negeri sakura menjumpai kemunculan ikan yang lazimnya berada di laut dalam. Dalam visual yang dilansir oleh instagram dengan akun @wajibtau29, mengabadikan penyelam yang menjumpai ikan pipih berukuran besar itu. 

Fauna laut dalam yang mengkilap, mirip dengan ikan layur yang menjadi salah satu komoditi ekspor Indonesia ke Jepang itu, nampak keluar dari sarangnya. 

BACA JUGA:Gempa Dahsyat Potensi Terjadi di Bengkulu Utara

BACA JUGA:BMKG Serukan Mitigasi, Ancaman Gempa Dahsyat 2 Jalur Megatrust di Pulau Jawa hingga Padang Termasuk Bengkulu

Selain diyakini membawa sinyal bakal terjadinya petaka alam yakni ramalan gempa, ikan dengan panuang belasan meter tersebut juga nampak membawa kerusakan fisik menuju bagian ekornya. 

Dalam visual, saking dekatnya, sampai-sampai penyelam bisa menyentuh ikan yang memiliki lebar lebih dari satu meter itu, kentara adanya lubang nyaris mendekati bagian ekor ikan. 

Dua titik lubang tersebut, diperkirakan lantaran ikan mengalami luka sampai membawa sinyal tengah rusaknya lingkungan laut. 

Lantas bagaimana, sebenarnya perkiraan gempa yang belakangan ini tengah hangat menjadi perbincangan publik dan kekhawatiran ini? 

BACA JUGA:Sesar Semangko, Pemicu Gempa di Pulau Sumatra

BACA JUGA:BPBD Susun Draf Dokumen Kontijensi Bencana Gempa dan Tsunami

Indonesia Dalam Ancaman Gempa Besar pada 2 Megathrust 

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menegaskan, hingga saat ini pendekatan teknologi kegempaan, baru sebatas mendeteksi patahan-patahan, periodisasi hingga potensi gempa yang akan terjadi. Sedangkan, waktu pastinya mulai dari tahun, bulan, tanggal atau jam apalagi menit, belum dapat dilakukan. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan