Banner Dempo - kenedi

150 Ekor Harimau Terdata di TNKS, Perburuan Liar dan Perambahan Hutan Jadi Ancaman

Gubernur Rohidin Mersyah dan BB-TNKS saat menghadiri diskusi Global Tiger Day 2024-Radar Utara/Doni Aftarizal-

BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sebanyak 150 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), terdata masih mendiami kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Hanya saja keberadaan Harimau Sumatera tersebut populasinya terancam, lantaran akfititas perburuan liar dan perambahan kawasan hutan yang masih kerap terjadi.

Kepala Balai Besar (BB) TNKS, Haidir mengatakan, perburuan liar dan perambahan hutan, terutama kawasan TNKS merupakan ancaman serius bagi populasi Harimau Sumatera.

"Dimana saat ini pada kawasan TNKS, terdapat sekitar 150 ekor Harimau Sumatera. Ketika aktifitas perburuan liar dan perambahan hutan terus terjadi, tidak menutup kemungkinan populasi Harimau Sumatera terus berkurang," ungkap Haidir.

BACA JUGA:Eks Pemburu Harimau Bisa Jadi Ikon Penyelamatan Satwa Dilindungi

BACA JUGA:Transfer Pusat ke Daerah 2025 Bakal Turun?

Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah mengatakan, kelestarian kawasan TNKS harus dijaga, sehingga bisa dipastikan perlindungan terhadap hewan-hewan yang hidup di dalamnya terhindar dari ancaman kepunahan.

"Menjaga kelestarian kawasan TNKS ini tanggungjawab kita bersama," kata Rohidin dalam diskusi bersama BB-TNKS dan sejumlah peserta yang menghadiri Global Tiger Day 2024.

Sementara itu, Tim Smart Patrol Lingkar Inisiatif, Mawi yang melakukan patroli pada kawasan TNKS, khususnya di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan menyampaikan, perburuan liar telah mengalami penurunan.

"Serta tidak semasif dulu aktifitasnya. Ini disebabkan karena alih fungsi habitat satwa menjadi lahan perkebunan," papar Mawi.

BACA JUGA:Smelter Baru Freeport Indonesia di Gresik, Babak Baru Industri Pertambangan

BACA JUGA:PTPN I Regional 7 Fokus Manajemen Tanaman Karet

Mawi yang saat ini telah berusia 74 tahun mengaku, sebelumnya Ia biasa keluar masuk hutan untuk memburu Harimau. Namun, kini dirinya membantu tim patroli mencari perangkap harimau di kawasan TNKS Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu.

"Dulu saya terpaksa berburu harimau karena tidak memiliki ladang, kebun, atau pekerjaan tetap untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tinggal di Dusun KMPI Desa Muara Tiku Kabupaten Musi Rawas Utara," terang Mawi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan