Petani Ikan Ngeluh, Serangan Virus, Pakan Mahal, Efek ke Bobot Disorot

Serangan virus pada insang ikan emas di wilayah Kecamatan Hulu Palik, Kabupaten Bengkulu Utara-Radar Utara/Benny Siswanto-

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Iklim disinyalir berimbas ke sektor perikanan darat. Petani ikan mengeluhkan harga pakan yang melonjak. Belum lagi serangan virus yang menyerang insang. 

Teranyar, kadar protein pada pakan juga dirasakan menurun. Tak pelak, konsumsi pelet dengan tonase lazim, tapi bobot ikan justru menurun. 

Sumarno, salah seorang petani ikan di wilayah Minapolitan, di Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, mengeluhkan soal kualitas protein pada pelet. 

Harga pakan ikan yang melonjak, khususnya pada merek-merek kualitas bagus, juga diharapkan disikapi segera oleh pemerintah. 

BACA JUGA: Warga Suka Medan Desak Camat Segera Agendakan Pertemukan Masyarakat dengan PT Air Muring

BACA JUGA:Pemdes Karang Anyar II Laksanakan Titik Nol Pembangunan Fisik Tahap 2 Tahun Anggaran 2024

"Dengan jumlah palet yang sama, tapi bobot ikan tidak seperti biasanya. Kami merasa ada penurunan kualitas protein pada pelet," ungkapnya. 

Persoalan ini, kata dia, dirasakan tak hanya olehnya sendiri. Tapi hampir menyeluruh petani ikan darat. Untuk diketahui, Minapolitan, merupakan salah satu program pembangunan berbasis kawasan yang di kabupaten ini sejak lama. 

Awal-awalnya, produktivitas ikan air tawar di daerah ini, luar biasa. Puluhan ton setiap malamnya, dijual ke berbagai daerah. Bukan hanya di Provinsi bengkulu. Tapi sudah merambah ke Sumatera Barat hingga Sumatera Selatan. 

Tapi lama kelamaan, muncul persoalan laten yakni kian menciutnya pangsa pasar. Monopoli pasar, juga terjadi menyebabkan imbasan ke harga yang fluktuatif. 

BACA JUGA:Densus 88 AT. POLRI dan Mahasiswa KKN UINFAS Sosialisasikan Wawasan Kebangsaan di Kampung BU

BACA JUGA:Pemdes Bukit Harapan Tuntaskan Pembangunan Fisik DD Tahap I TA 2024

"Kalo situasinya begini, saya sudah berpikir untuk istirahat ngolam. Karena kita kerja cari untung, tapi malah sebaliknya. Belum lagi persoalan penyakit pada ikan. Acap muncul, saat musim kemarau," ungkapnya. 

Rencana Sumarno, sudah lebih dulu dilakukan Supriadi. Pria yang berada di wilayah kawasan Minapolitan ini, sudah mengistirahatkan kolam-kolamnya sejak lama. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan