Banner Dempo - kenedi

Sesorah Tekun, Teken, Tekan

Laga Pesewakan Agung dalam pagelaran wayang--

Lantas, apa kaitannya dengan Teken atau tongkat atau pegangan hidup yang hakiki?, Teken adalah gambaran, betapa lemahnya kodrat kita sebagai manusia. Mahluk sosial yang mestinya tak memiliki sikap sombong. 

Khitoh manusia sejatinya, tidak akan bisa hidup tanpa orang lain atau perantara yang sejatinya akan menjadi teken atau tongkat dalam mengarungi kehidupan. Sadar akan pentingnya Teken atau konsep pegagangan hidup, maka kita akan menemukan jati diri kita. 

Dan itu, tergambar dari nasehat para leluhur, bahwa pusaka yang paling ampuh itu bukanlah tombak, pedang atau pun keris dan seterusnya. Senjata terampuh adalah adalah jati diri kita dan itulah yang sejatinya teken atau tongkat.

 Memahami kelindan Tekun dan Teken serta mengaplikasikannya dalam kehidupan, maka perjalanan kehidupan semu di dunia ini, akan terus menuntun kita dalam perjalanan mencapai tujuan. Tujuan yang tidak sebatas perjalanan nyata menjujug alamat. Tapi esensi tujuan hidup yang menuntut perananan kita sebagai umat manusia yang ditugaskan pengeran sebagai khalifah atau pemimpin. 

Pemimpin ini, bukanlah dimaknai sebagai kepala institusi, organisasi, golongan bahkan negara. Tapi diawali dengan kemampuan memimpin diri sendiri. Kehidupan yang berangkat dari motivasi, lebih berupaya memahami, sebelum dipahami. 

BACA JUGA:Sang Penolak Arjuna

Kehidupan yang saling menghormat-menghormati dalam prinsip. Kehidupan yang tidak hanya sebatas mengerti dari sudut pandang "sak padane urip" tapi kehidupan yang memahami arti "sak pada-padane urip" dan itulah Tekan.

Namun dibalik itu semua, kita mesti eling lan waspodo (ingat dan selalu waspada) dalam artian ingat darimana kita datang, dimana kita sekarang dan kemana kita akan pergi.

Sadar akan khitoh manusia hanya diwenangkan (diberi hak) untuk berusaha. Tapi bukan yang merasa mampu menentukan. Nyaris semua agama dan kepercayaan, mengajarkan "rencanaku itu bukanlah rencana-MU, namun Kehendak-MU lah yang terjadi"

Mudah-mudahan tulisan ini memberikan kemanfaatan dan berkali-kali kami mohon maaf jika terjadi kekeliruan atau salah dalam penafsiran. Semoga kita dapat manggih rahayu wilujeng (menemukan kebahagiaan yang berkah) dalam mengarungi hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (*)

 

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan