Idul Adha dan Masalah Konsumsi Daging di Indonesia

Idul Adha dan Masalah Konsumsi Daging di Indonesia -Radar Utara/Wahyudi-

Menurutnya, lonjakan kalori yang tidak seperti biasanya, ditambah lagi dengan kurangnya asupan serat, berimbas dengan peningkatan berat badan. 

"Kelebihan konsumsi daging yang tinggi lemak jenuh, meningkatkan risiko pengembangan penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2 hingga resistensi insulin," ungkapnya. 

BACA JUGA:Alokasi Pupuk Subsidi Masih Melimpah, Pendaftaran di Portal e-RDKK Pukul 23.59 Nanti Tutup

BACA JUGA:Kemenag Mukomuko Siap Dampingi IKM Peroleh Sertifikat Halal

Pantauan media ini, sebut saja salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Utara, dengan hitung-hitungan kasar, merujuk jumlah hewan kurban yang bakal sembelih idul adha tahun ini angkanya nyaris menyentuh Rp 19 miliar. 

Diketahui, total, hewan kurban di kabupaten ini mencapai 1.835 ekor. Jumlanya didominasi oleh sapi sebanyak 1.170 ekor. Selanjutnya, kerbau sebanyak 25 ekor dan kambing sebanyak 140 ekor.

Ribuan hewan kurban itu, dipastikan akan menyebar kepada masyarakat. Maka menjadi sangat penting, pemahaman akan jumlah yang dibenarkan dalam mengkonsumsi daging ini menjadi hal prinsip. 

Lebih lanjut, Lailatul menjelaskan, beberapa jenis daging terutama yang tinggi lemak jenuh hingga kolesterol, dapat memantik risiko penyakit jantung. 

BACA JUGA:Dinkes Pastikan Stok Vaksin Anti Rabies di Mukomuko Cukup

BACA JUGA:Ratusan Pelanggan PDAM Kembali Nikmati Air Bersih

Situasi ini dapat terjadi, terus dia, ketika seseorang berlebihan dalam mengkonsumsi daging merah ini. Gangguan fungsi jantung disebabkan adanya lonjakan lemak jenuh sehingga menggenjot kadar kolesterol jahat atau LDL di dalam darah. 

Situasi inilah, terus dia, kemudian menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri sehingga menyebabkan arus distribusi darah menjadi tidak normal sehingga kian meningkatkan risiko penyakit jantung. 

"Konsumsi daging secara berlebihan dalam jangka waktu panjang meningkatkan risiko masalah pencernaan seperti sembelit dan peningkatan risiko kanker usus," tambahnya, mengedukasi.

Namun begitu, bukan berarti dimaknai buruk ketika mengkonsumsi daging. Pasalnya, lanjut dia, kekurangan mengkonsumsi daging juga memiliki implikasi yang buruk bagi kesehatan. Anemia atau penyakit kekurangan darah, dapat menyerang seseorang. Pasalnya, daging, lanjut dia, merupakan sumber zat besi neme yang dapat mencegah anemia defisiensi besi. 

BACA JUGA:KPU Mukomuko Butuh 549 Pantarlih Pilkada 2024

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan