Bantuan Beras 353,7 Ton Kembali Disalur
ILUSTRASI-Radar Utara/Benny Siswanto-
BACA JUGA:365 Rumah Warga Masuk Zona Berbahaya
BACA JUGA:Polres Mukomuko Rekayasa Lalulintas Atasi Kemacetan Acara Tabliq Akbar
"Sinerginya mulai dari Bapanas, Bulog hingga pelaku usaha," sebut Sabani.
Stabilisasi harga ini diakui Sabani, memiliki keterbatasan. Selain anggaran. Mantan Camat Batiknau itu bilang, pemerintah dan daerah juga tetap mengambil langkah-langkah bijak.
"Apalagi sistem ekonomi ini ditunjang 3 segmen penting, yakni pemerintah, masyarakat dan juga dunia usaha. Ini harus dimenej dengan baik," bebernya.
Sejauh ini, terus dia, stabilisasi yang dilakukan lebih kepada menjaga iklim bisnis, namun tetap menjaga tingkat daya beli.
BACA JUGA:Wajib Dicoba! Ini 9 Manfaat Terpendam Dari Pisang Kepok Rebus Bagi Kesehatan
BACA JUGA:Weekend, Sebutan Keren Namun Tetap Efisien, Aktif dan Produktif
Pasalnya, dua segmen ini akan memberikan efek pada tingkat inflasi di daerah yang akan berakumulasi menjadi inflasi nasional yang kini sangat menjadi konsen pemerintah di setiap jenjang untuk dijaga.
"Makanya program pangan murah, tidak akan dilakukan secara massif. Tapi random dengan paramater-parameter untuk rujukan," ungkapnya.
Program pangan murah ini, terus dia, ddapat dilakukan karena pemerintah daerah melakukan kolaborasi juga dengan dunia usaha.
Pangan murah ini, lanjut dia, dapat dilakukan lantaran keberhasilan improvisasi yang dilakukan.
"Lewat program ini, ditemukan margin positif karena memutus rantai dagang, sehingga margin yang didapat dikonversikan ke harga barang yang jauh dari harga pasar," pungkasnya. (*)