Perkembangan Kendaraan Listrik RI Terus Tumbuh dan Berkembang

Ekosistem kendaraan listrik Tanah Air terus tumbuh dan bergerak mendorong investasi pendukung. Baterai salah satunya. -web.pln.co.id-

Hingga kini, China merupakan salah satu investor terbesar di Indonesia, karena Negeri Panda itu setidaknya telah menghabiskan lebih dari USD7 miliar pada tahun lalu.

Sebagian besar investasi yang dikeluarkan tersebut digunakan untuk membangun fasilitas pengolahan cadangan bahan mentah yang berlimpah di Tanah Air.

BACA JUGA:Mau Aki Motor Tetap Awet dan Tidak Cepat Soak? Ikuti 9 Langkah Ini...

BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Pilih! Ini Perbedaan Oli Asli dan Oli Palsu

Hal tersebut sejalan dengan ambisi Indonesia untuk menjadi pusat perkembangan kendaraan listrik global. Sebagai informasi, China tercatat menjadi negara yang paling banyak menjual mobil listrik di dunia.

“Biaya tenaga kerja dan listrik di Indonesia serupa dengan di China. Tsingshan memiliki infrastruktur yang komprehensif, dan pengalamannya yang luas di negara ini akan membantu dalam memperkirakan anggaran. Kami juga memiliki hubungan baik dengan Pemerintah Indonesia yang mendukung sektor energi baru,” kata Jason Hong, Manajer Umum REPT AS, seperti dikutip satu media asing.

Tidak hanya keberadaan pabrikan saja yang tumbuh dengan berkembangnya ekosistem kendaraan listrik.

Perusahaan pelat merah, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam melihat peluang lain dari berkembangnya bisnis kendaraan listrik.

BACA JUGA:Tanpa Dibongkar dan Ganti Baru, Atasi Retak Pada Kaca Spidometer Motor Kesayangan. Begini Caranya...

BACA JUGA:Apakah Benar, Mematikan AC Ketika di Tanjakan Dapat Membuat Mobil Lebih Bertenaga? Simak Penjelesan Berikut;

Mereka pun berencana membangun industrial park untuk pengembangan ekosistem baterai. Target industrial park itu dapat terealisasi pada 2025.

Industrial park yang dimaksud adalah smelter nikel dengan high pressure acid leaching (HPAL) dan rotary kiln electric furnace (RKEF).

Direktur Utama Antam Nico Kanter mengatakan bahwa pihaknya merupakan bagian yang berada di hulu dalam konsorsium pengembangan baterai yang dilakukan Contemporary Amperex Technology Co. (CATL), sehingga pembangunan smelter dengan teknologi pembakaran nikel (RKEF) dan HPAL di dalam negeri harus dilakukan segera.

Teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching) merupakan pengolahan dan pemurnian nikel limonit dengan melarutkannya dalam wadah bertekanan atau suhu tinggi (autoclave) dan selanjutnya dilakukan proses ekstraksi dari larutan konsentrat untuk mendapat mineral yang lebih murni, yaitu nikel dan kobalt

BACA JUGA:Jangan Asal Ganti! Ini Efek Negatif Buat Motor Matic, Jika Mengganti Ban Dengan Ukuran yang Lebih Besar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan