Lebaran dan Perputaran Ekonomi Masyarakat
Sejumlah pengunjung bermain air di Desa Wisata Ketapanrame, Mojokerto, Jawa Timur. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memproyeksikan perputaran ekonomi di sektor parekraf selama libur Lebaran mencapai Rp276,1 triliun akibat tinggin--
BACA JUGA:Menkop UKM Dukung Perkembangan Serat Rami Dongkrak Industri Tekstil Nasional
Di sisi konsumen, Lebaran juga dapat menjadi periode di mana pengeluaran meningkat secara signifikan. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak agar tidak terjebak dalam hutang atau masalah keuangan lainnya setelah Lebaran.
Di periode Lebaran juga sering kali diikuti oleh kenaikan harga beberapa barang dan jasa, terutama makanan, transportasi, dan akomodasi. Oleh karena itu, pemerintah memonitor dengan cermat dinamika harga selama periode ini untuk mencegah lonjakan inflasi yang berlebihan.
Sementara itu, proyeksi ekonomi tahun ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan dinamika internal.
Meskipun terdapat tantangan seperti ketidakpastian global dan dampak pandemi yang masih berlangsung, Indonesia memiliki potensi untuk mengalami pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja yang besar, dan potensi pasar domestik yang kuat.
BACA JUGA:Kinerja Terbaik Industri Manufaktur selama 2,5 Tahun
BACA JUGA: Ini Bentuk Dukungan Pemerintah terhadap Petani
Dengan memahami dan mengantisipasi tren ekonomi selama periode Lebaran, serta melihat proyeksi ekonomi tahun ini, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dapat bekerja sama untuk mengoptimalkan potensi ekonomi negara dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Sumber : Indonesia.go.id