Gabus Pucung, Makanan Khas dari Betawi
Gabus pucung masakan khas Betawi. -IGID-
Gabus pucung merupakan lauk sekaligus sayur untuk teman makan nasi. Makanan ini termasuk masakan ikan dengan tekstur kuah mirip rawon.
Rasa asin, gurih, dan pedas cukup dominan. Warna hitamnya berasal dari pucung atau kluwek.
BACA JUGA:ASN di Mukomuko Dilarang Nambah Libur Lebaran
BACA JUGA:Peringkat Indonesia naik 8 peringkat, Erick Thohir ajak tim bekerja lebih keras
Saya menemukan dua cara penyajian ikan gabus pucung. Ada yang disajikan dengan ikan gabusnya digoreng terlebih dulu.
Satunya lagi ikannya dioven kering. Dan sepertinya ikan dan kuah dimasak terpisah. Hal itu untuk menjaga agar ikannya tetap keras dan kenyal.
Biasanya satu porsi isinya sepotong, bila ikannya besar. Bisa pilih ekor, tengah, dan kepala. Tapi kalau ikan gabusnya kecil ya disajikan satu ekor.
Gurih kuahnya berasal dari bumbu kemiri, bawang merah, bawang putih, jahe, dan kunyit daun salam.
BACA JUGA:Petani Bengkulu Hadapi Krisis, Edi Tiger: Jual Sawah Demi Pendidikan Anak
BACA JUGA:Kemendikbudristek dan Komisi X DPRI Bahas Ferienjob hingga Seleksi Guru ASN PPPK
Sebagai penghias warna lain, biasanya berupa cabe utuh dan daun bawang yang dipotong kecil serta sereh.
Gabus pucung sangat nikmat disantap bersama nasi putih hangat. Bagi masyarakat Betawi, gabus pucung bukan sekadar sajian kuliner.
Tapi sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi ‘nyorong” masyarakat Betawi. Nyorong yang artinya memberikan.
Atau mengantarkan makanan oleh anak kepada orang tua atau oleh menantu kepada mertua menjelang bulan puasa atau lebaran sebagai pengikat tali silaturahmi.
BACA JUGA:Pondok Ramadhan SMAN 015 Bengkulu Utara, Pelopor Pembentukan Karakter SDM Unggul