Tak Ada Jamaah Suluk yang Dehidrasi di Bengkulu Utara
Kepala Kantor Kementerian Agama atau Kemenag Bengkulu Utara, Dr H Nopian Gustari, M.Pd,-Radar Utara/Benny Siswanto-
"Kita melakukan cek setiap 3 hari sekali," ungkapnya, Selasa, 26 Maret 2024.
Di sektor mitigasi yang dilakukan, selama pelaksanaan pemantauan, sudah didapatkan beberapa hal yang ideal diperhatian panpel tahun-tahun mendatang.
BACA JUGA:Ramadhan Berbagi Kebahagiaan, Warga Minta Wabup ASA Naik Kelas Jadi Bupati
BACA JUGA:BLT-DD dan Dua Program Bantuan Diterima oleh Masyarakat Desa Pagardin
Salah satunya, mulai dari tempat yang digunakan jamaah, khususnya alas agar lebih tebal, sehingga mengurangi tingkat kelelahan setiap jamaah suluk.
Selain sumber air minum yang juga perlu dilakukan persiapan lebih baik lagi kedepan, seperti penggunaan air sumur.
"Secara umum, evaluasinya di sana. Agar bisa lebih menjaga daya tahan tubuh peserta suluk tahun mendatang," ungkapnya.
Tidak kasus dehidrasi, seperti yang dikhawatirkan selama ini. Junianto bilang, kalau pun muncul keluhan, lebih kepada badan yang kecapean.
BACA JUGA:Wujudkan Pembangunan Daerah, Perencanaan Mesti Selaras dengan RPJMD
BACA JUGA:Pemdes Kualalangi Geber Pembangunan Fisik, BLT-DD Diserahkan Kepada 23 KPM
"Dehidrasi tidak ada. Paling cuma badan pegal-pegal saja dan secara umum, kesehatan seluruh jamaah cukup prima," ungkapnya.
Diketahui, jamaah Thoriqoh Naqsyabandiyyah Adzuqriyah yang berada di wilayah Desa Tanjung Alai Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara (BU), mulai melakoni suluk, sejak Kamis malam Jumat.
Dalam warta sebelumnya, salah satu pengasuh atau guru pembimbing suluk/khalwat pijawat, membenarkan rangkaian ibadan suluk, yang bakal dimulai Kamis, 14 Maret 2024 sekitar Pukul 20.00 WIB itu.
Dia menyampaikan, dari hasil pendaftaran peserta suluk, dikonfirmasikan sebanyak 15 peserta di luar rombongan pengurus, bakal mengikuti ibadah yang dilaksanakan selama 10 hari 10 malam tersebut.
BACA JUGA: Pemdes Karang Pulau Titik Nol Pembangunan Fisik dan Salurkan BLT-DD TA 2024