Momentum Ramadan Pacu Pertumbuhan Ekonomi

Pedagang melayani pembeli makanan untuk buka puasa (takjil) di Pasar Takjil Ramadan, Kota Ternate, Maluku Utara. Saat Ramadan kebutuhan konsumen menguat akan menyumbang 50 persen lebih pada PDB. ANTARA FOTO/ Andri Saputra--

RADARUTARA.BACAKORAN.CO- Masyarakat kini sedang melaksanakan ibadah Ramadan. Momentum Ramadan seperti biasanya mendongkrak konsumsi yang ujungnya memacu pertumbuhan ekonomi.

Sejumlah kalangan pun menilai, Indonesia masih memiliki peluang untuk tumbuh di atas level 5 persen seiring dengan masih tetap kuatnya konsumsi, terutama pada kuartal pertama 2024 dengan adanya momentum Ramadan.

Indikator itu terlihat dari hasil survei Bank Indonesia (BI). Menurut survei itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau meningkat.

Deputi Gubernur Bidang Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengemukakan, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2024 yang berada dalam zona optimistis sebesar 135,3 lebih tinggi dibandingkan dengan 134,5 pada Januari 2024.

BACA JUGA:Capaian Terbesar Produksi Minyak Mentah di Tangan Anak Bangsa

BACA JUGA:Jauh Panggang dari Api Resesi

Meningkatnya IEK didorong oleh peningkatan ekspektasi terhadap penghasilan yakni 138,6 dan ketersediaan lapangan kerja 137,0 pada Februari 2024. Nilai ini meningkat dari 134,8 dan 133,7 pada Januari 2024.

Di sisi lain, ekspektasi terhadap kegiatan usaha berada dalam zona optimis sebesar 130,3. Secara spasial, sebagian besar kota Survei Konsumen (SK) mencatat peningkatan IEK.

Terbesar di Kota Palembang sebesar 7,9 poin, disusul Denpasar 6,3 poin dan Bandung 5,3 poin.

"Sebagian kota lainnya mencatat penurunan IEK, terutama di Kota Banjarmasin 9,9 poin, Bandar Lampung 6,3 poin dan Surabaya 4,7 poin," tulis BI dalam surveinya.

BACA JUGA:Langkah Antisipatif Jelang Kemarau Tiba

BACA JUGA: Mengembangkan Pariwisata Hijau Berkelanjutan di IKN

Dari sisi ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan, juga mengalami peningkatan pada seluruh tingkat pengeluaran. Terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1 juta - Rp2 juta.

Peningkatan tertinggi terjadi pada kelompok usia 31-40 tahun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan