Masjid Agung Demak dan Islam Nusantara

Masjid Agung Demak. -pariwisata.demakkab.go.id-

Laiknya cerita pembangunan Prambanan, masjid ini konon juga didirikan hanya dalam waktu satu malam.

BACA JUGA:LPSK Asessment 10 Saksi Yang Minta Perlindungan

BACA JUGA:Lindungi Hak, GTT dan PTT 3 Kabupaten Terima SK Gubernur

Sekalipun makna keberadaan Masjid Demak lebih lekat dengan sosok Kalijaga karena perannya menentukan arah kiblat, namun sejarah pembangunannya sendiri dikisahkan didirikan bersama-sama oleh seluruh wali.

Dalam khasanah diskursus Jawa, mereka populer dengan nama Wali Sanga, sembilan tokoh pembawa syiar Islam di Tanah Jawa.

Masjid ini memiliki bangunan induk dan serambi. Pada bangunan induk, atap tengahnya ditopang oleh empat tiang kayu raksasa yang disebut saka guru.

Jika lazimnya material saka guru ialah selalu berupa satu kayu utuh, maka salah satu dari tiang utama tersebut bisa dikatakan sangat unik karena berasal dari serpihan-serpihan balok kayu kecil diikat jadi satu.

BACA JUGA:Perusahaan Diminta Bayar THR Karyawan, THR ASN Disiapkan Rp17 Miliar

BACA JUGA:Jelang Idul Fitri Disperindag Usulkan Penambahan Kuota Gas Elpiji Subsidi

Sohor disebut saka tatal, tiang kayu raksasa berbahan tatal ini lekat dengan tokoh Kalijaga ini.

Selain itu, cerita legenda atau mitos lainnya ialah, Kalijaga pulalah yang menerima baju wasiat "Antakusuma," sebuah rompi pusaka yang konon jatuh dari langit sebagai pemberian dari Tuhan.

Dinamai Kyai Gundil atau Gundul, kelak baju ini menjadi salah satu pusaka andalan bagi raja Mataram-Islam.

Merujuk de Graaf dan Pigeaud, inilah legenda kedua terkait Masjid Demak dan sosok Kalijaga.

BACA JUGA: Penanganan Stunting dan BLT Masih Prioritas Penggunaan DD 2024

BACA JUGA:Bikin Pusing Camat, Jadwal Safari Ramadhan Bupati Berubah-ubah

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan