Nambah Lagi, Tercatat 85 Kasus DBD di Mukomuko, 2 Korban Meninggal

Bustam Bustomo SKM. Kadis Kesehatan-Radar Utara/ Wahyudi -

Salah satunya yaitu melakukan fogging nyamuk serta melakukan sosialisasi ke desa-desa terkait 3M atau Menguras tempat penampungan air dan Menutup tempat-tempat penampungan air. 

Lalu, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

BACA JUGA:Sudah Ikut Pelatihan UMKM Akan Dibantu Peralatan Usaha

BACA JUGA:Mukomuko Dapat 4.624 Metrik Ton Gas Elpiji Subsidi

“Upaya 3 M juga harus dilakukan oleh masyarakat secara mandiri, karena perkembangan biak nyamuk Aedes aegypti biasanya di lingkungan yang kuang bersih,” jelasnya.

Masyarakat juga diminta menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat yang digunakan untuk penampungan air. 

Lalu memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk dan memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi yang ada di rumah. 

Dan tidak kalah pentingnya yaitu melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan secara bersama. 

BACA JUGA: 7.192 Siswa SD dan SMP Akan Terima Seragam Gratis

BACA JUGA:Produksi Ikan di Mukomuko Ditarget 23.651 Ton

Meletakkan pakaian yang telah digunakan dalam wadah yang tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah untuk dikuras dan memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar. 

Karena cuaca hujan di Mukomuko juga berpengaruh pada perkembangan biak nyamuk.

"Musim hujan ini sangat berpengaruh sekali terhadap perkembang biakan nyamuk DBD. Mudah-mudahan saja dengan bersama-sama, kita semua bisa dan mampu memutus mata rantai penyebaran DBD di daerah ini," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan