Bentuk Garda Terdepan Lawan Mis-Disinformasi

Reporter: Doni Aftarizal |

Editor: Ependi |

Jumat , 01 Mar 2024 - 20:02

Pamflet intermediate fact checking training-Radar Utara/ Doni Aftarizal -

BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Jurnalis atau wartawan merupakan salah satu unsur, yang bisa menjadi garda terdepan dalam melawan mis-disinformasi.

Atas dasar itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bengkulu mengelar Intermediate Fact Checking Training.

"Tujuan pelatihan ini tentu untuk menyediakan sarana bagi kalangan jurnalis, dalam memahami materi cek fakta lebih mendalam guna memerangi mis-disinformasi," ungkap Ketua AJI Bengkulu, Yunike Karolina.

Menurut Yunike, pelatihan juga ditargetkan dapat mendorong jurnalis membuat konten debunking atau cekfakta di newsroom, terakhir peserta dapat menyebarkan materi debunking kepada jurnalis lain.

"Di era globalisasi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital, industri media dan jurnalistik menghadapi dinamika yang sangat kompleks dan cepat," kata Yunike.

Sehingga, lanjut Yunike, ransformasi ini memberikan dampak signifikan pada cara masyarakat menerima, dan menyebarkan berita.

"Di tingkat lokal, jurnalis memegang peran sentral sebagai penjaga kebenaran, penyampai informasi yang akurat, dan penjembatan antara masyarakat dengan realitas sekitarnya," ujar Yunike.

Meskipun demikian, sambung Yunike, yang namanya jurnalis juga dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam konteks penyebaran mis-disinformasi.

"Penyebaran informasi yang tidak benar secara sengaja, dikenal sebagai mis-disinformasi telah menjadi ancaman nyata bagi integritas dan kredibilitas jurnalisme," jelasnya, Jum'at 01 Maret 2024.

Ditambahkan Organizer Intermediate Fact Checking Training-AJI Bengkulu, Beta Misutra, sebelum mengikuti kegiatan peserta diwajibkan mengikuti pelatihan awal di LMS cek fakta.

bentuk garda terdepan lawan mis-disinformasi                            bengkulu.radarutara.bacakoran.co - jurnalis atau wartawan merupakan salah satu unsur, yang bisa menjadi garda terdepan dalam melawan mis-disinformasi. 
atas dasar itu, aliansi jurnalis independen (aji) bengkulu mengelar intermediate fact checking training.
"tujuan pelatihan ini tentu untuk menyediakan sarana bagi kalangan jurnalis, dalam memahami materi cek fakta lebih mendalam guna memerangi mis-disinformasi," ungkap ketua aji bengkulu, yunike karolina.
menurut yunike, pelatihan juga ditargetkan dapat mendorong jurnalis membuat konten debunking atau cekfakta di newsroom, terakhir peserta dapat menyebarkan materi debunking kepada jurnalis lain.
"di era globalisasi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi digital, industri media dan jurnalistik menghadapi dinamika yang sangat kompleks dan cepat," kata yunike.
baca juga: sosialisasi cara jitu tangkal radikalisme, terorisme dan intoleransi
baca juga: gerak ramu poros pilkada, ini tahapanya... 
sehingga, lanjut yunike, ransformasi ini memberikan dampak signifikan pada cara masyarakat menerima, dan menyebarkan berita.
"di tingkat lokal, jurnalis memegang peran sentral sebagai penjaga kebenaran, penyampai informasi yang akurat, dan penjembatan antara masyarakat dengan realitas sekitarnya," ujar yunike.
meskipun demikian, sambung yunike, yang namanya jurnalis juga dihadapkan pada berbagai tantangan, terutama dalam konteks penyebaran mis-disinformasi.
"penyebaran informasi yang tidak benar secara sengaja, dikenal sebagai mis-disinformasi telah menjadi ancaman nyata bagi integritas dan kredibilitas jurnalisme," jelasnya, jum'at 01 maret 2024.
ditambahkan organizer intermediate fact checking training-aji bengkulu, beta misutra, sebelum mengikuti kegiatan peserta diwajibkan mengikuti pelatihan awal di lms cek fakta.
baca juga: e-katalog bermasalah, layanan kapal ke enggano molor dari jadwal
baca juga: info penting! razia kendaraan 14 hari dimulai senin
"yang diibuktikan dengan e-sertifikat dari lms cekfakta secara online. ini merupakan salah satu syarat untuk menjadi bagian dari peserta," tambah beta.
lebih lanjut beta menyampaikan, aji bengkulu menyeleksi sebanyak 25 peserta. namun untuk jurnalis dari luar kota bengkulu yang dinyatakan lulus nantinya, panitia tidak menyediakan tempat penginapan bagi peserta terpilih.
"pendaftaran peserta, dibuka terhitung sejak jumat 1 maret-jumat 15 maret 2024. sementara untuk yang berminat mengikuti training ini dapat berseluncur di link https://bit.ly/intermediatefactcheckingtrainingajibengkulu," tutupnya. (*)