Bandar-bandar Tua dan Kronik Sejarah
Ilustrasi situasi pelabuhan Banda Aceh. - Dok. Kemendikbud-
Bandar kecil ini dibangun pada sekitar abad ke-18 dengan penguasanya bergelar Datuk Bandar.
Kemudian di masa pemerintahan Hindia Belanda, sekitar abad ke-19, bandar kecil itu dipindahkan ke daratan di Pulau Sumatra, yaitu di lokasi Sibolga saat ini untuk menggantikan bandar di Pulau Poncan Ketek.
Karena lokasinya dekat dengan sumber alam dan sumber air sebagai sumber perbekalan bagi kapal yang tengah berlabuh, Bandar Sibolga ini lama kelamaan berkembang menjadi sebuah bandar yang besar, kota pelabuhan dan perdagangan.
BACA JUGA: Mau jadi Sultan! Ini 4 Cara Menabung Emas Fisik yang Dapat Anda Lakukan
BACA JUGA:Industri Pengolahan Penopang Ekonomi Nasional
Sejarah mencatat, Sibolga pernah berjaya sebagai pelabuhan dan gudang niaga untuk barang-barang hasil pertanian dan perkebunan seperti kapur barus, karet, cengkeh, kemenyan dan rotan.
Inggris bahkan pernah menjadikan Sibolga sebagai pelabuhan gudang niaga lada terbesar di Teluk Tapian Nauli.
Di masa pemerintahan Hindia Belanda, berdasarkan Besluit Gubernur Jenderal pada 7 Desember 1842 tempat kedudukan Residen Tapanuli dipindahkan dari Air Bangis ke Sibolga, dan sejak itulah Sibolga resmi menjadi Ibu Kota Keresidenan.
Meski statusnya sebagai Ibu Kota Keresidenan sempat dipindahkan ke Padang Sidempuan, yaitu antara tahun 1885-1906, predikat itu akhirnya kembali lagi ke Sibolga berdasarkan Staadblad yang dikeluarkan pada 1906.
BACA JUGA:Mendorong Produk Pangan UMKM Berkualitas
BACA JUGA: 7 Caleg Incumbent Pertahankan Kursi, 4 Wajah Baru Muncul di Dapil 4 Bengkulu Utara
Tercatat hingga 1920, Sibolga masih bernama Onderafdeeling Sibolga en Ommelanden dan berada di bawah Residen Tapanuli, di mana ibu kotanya berada di Sibolga.
Sayangnya tak terlalu banyak catatan sejarah perihal Bandar Sibolga bisa digali. Toh demikan bicara sejarah masa depan bandar ini tampaknya bakal nisbi lebih cerah dibandingkan bandar-bandar lain tersebut di atas. Apa pasalnya?
Belum lama berselang, pada 7 Maret 2019 Presiden Joko Widodo telah meresmikan Bandar Sibolga. Sudah tentu, ini bukan pelabuhan yang benar-benar baru, melainkan hasil pengembangan dari bandar sebelumnya.
Menarik disimak, pembangunan bandar ini dilakukan selama dua tahun itu.