Napak Tilas Kawasan Kauman Semarang
Bangunan Paberik Hygeia di Area Pasar Ikan Jurnatan. -IndonesiaGOID/Intan Deviana-
Selain air mineral, Hygeia yang berasal dari nama Hygieia, seorang putri dari Asklepios, dewa kesehatan pada era Yunani kuno, juga memproduksi minuman bersoda.
Ide tersebut Tillema peroleh dari artikel yang ia baca pada jurnal Framast Het Pharmaceutisch Weekblad tentang jutaan botol soda yang diimpor ke pulau Jawa per tahun.
Dari artikel itu, ia berpikir bahwa ia bisa memperoleh keuntungan yang signifikan jika mampu menjual seratus ribu botol minuman soda.
Keinginan tersebut kemudian Tillema realisasikan.
BACA JUGA: Ini Ketentuan Pendaftaran bagi Calon Penerima KIP Kuliah 2024
BACA JUGA:Pemerintah Dorong Peningkatan Muatan Lokal Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Melalui strategi pemasaran yang gencar dilakukan, mulai dari memasang foto-foto produk Hygeia dalam billboard, mencetak kartu pos, hingga balon udara Hygeia yang melayang-layang di langit Semarang, produk air minuman kemasan berlogo kucing hitam tersebut sukses menjual 500.000 botol air mineral dan soda setiap tahunnya.
Kini, bangunan yang konon menjadi bangunan dengan konstruksi beton pertama kali di Semarang tersebut kabarnya digunakan sebagai gudang minyak goreng, meski tak bisa dipastikan sejak kapan difungsikan.
Yang paling disayangkan, bekas pabrik itu rupanya belum terdaftar sebagai bangunan cagar budaya kota Semarang.
Pasar Johar
Beranjak dari jejak sejarah bangunan Paberik Hygiea, kami lantas menelusuri gang-gang sempit, Kali Semarang, hingga perkampungan warga untuk tiba di kawasan pasar Johar.
BACA JUGA:Pembangunan Istana dan Hotel Nusantara di IKN sesuai Target
BACA JUGA: Jangan Dibiasakan! Ini 5 Masalah yang Akan Muncul Jika Jarang Mandi
Penamaan johar rupanya diambil dari nama pohon johar yang kala itu memagari kawasan pasar yang menempati bagian timur alun-alun.
Keberadaan pohon johar tersebut kini tak lagi bisa dijumpai di sekitar area pasar setelah dilakukan perluasan pasar Johar dan adanya pembangunan pasar sentral modern oleh pemerintah kota Semarang pada tahun 1931.
Menggabungkan fungsi lima pasar yang telah ada, yaitu pasar Johar, pasar Pademaran, pasar Beteng, pasar Jurnatan, dan pasar Pekojan, rancangan renovasi bangunan pasar Johar pun berhasil dibuat oleh seorang arsitek dari Hindia Belanda bernama Herman Thomas Karsten di tahun 1933.
Rancangan tersebut mengambil bentuk dasar pasar Jatingaleh dengan ukuran lebih besar, yang merupakan karya Thomas Karsten sebelumnya di tahun 1930-an.
BACA JUGA: Belum Banyak yang Tau! Ini Cara Pakai Deodoran yang Tepat Menurut Ahli
BACA JUGA:Ternyata Tidak Hanya Sejuk. Ini 5 Manfaat Pasang AC di Rumah Bagi Kesehatan
Pasar Johar dibangun dengan dua lantai, namun lantai dua hanya dibuat di bagian tepinya. Sedangkan bagian tengah berupa void.
Pilar-pilar tinggi berbentuk cendawan atau jamur menjadi ciri khas konstruksi Pasar Johar.