Mempertahankan Kinerja Industri yang Solid dan Kokoh
Industri manufaktur, khususnya otomotif menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi saat ini. ANTARA FOTO--
“Untuk tahun 2024, kami menargetkan USD193,4 miliar. Kami optimistis bisa tercapai,” ungkapnya.
Menperin menyebutkan, beberapa sektor yang menjadi penyumbang paling besar terhadap capaian nilai ekspor industri manufaktur nasional, antara lain industri logam dasar, industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri kendaraan bermotor, trailer dan semitrailer, industri komputer, barang elektronik, dan optik, serta industri kertas dan barang dari kertas.
BACA JUGA: Membuka Isolasi Daerah Pedalaman
BACA JUGA:8 Segmen di Kawasan Pantai Panjang, Tak Boleh Dimanfaatkan Untuk Berdagang
“Kinerja ekspor yang melaju ini tentunya berperan besar terhadap pembentukan neraca perdagangan industri manufaktur menjadi surplus sebesar USD17,39 miliar. Ini artinya melanjutkan capaian surplus pada 2022 lalu,” tuturnya.
Menurut Agus, tren positif ini mengukuhkan industri manufaktur nasional sebagai tulang punggung perekonomian nasional.
Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah benar-benar fokus dan memberikan perhatian lebih untuk membangkitkan kembali performa industri manufaktur.
“Semua stakeholder (pemangku kepentingan) diharapkan saling memperkuat sinergi terkait dalam melaksanakan berbagai kebijakan strategis,” ujarnya berharap.
BACA JUGA: Komitmen DPK Bengkulu Dalam Pengembangan Perpustakaan
BACA JUGA: Patritrana Award, Wujudkan Pembangunan Daerah Berkelanjutan
Kinerja industri manufaktur yang cukup menjanjikan itu juga tergambarkan dari laporan Bank Indonesia. Menurut laporan Prompt Manufacture Index Bank Indonesia (PMI BI), kinerja lapangan usaha pada triwulan IV-2023 tetap kuat dan masih berada pada fase ekspansi (indeks >50 persen).
“Hal tersebut tecermin dari PMI-BI triwulan IV-2023 sebesar 51,20 persen, meski lebih rendah dari 52,93 persen pada triwulan sebelumnya,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Sejumlah indikator yang mendukung itu juga tergambarkan dari komponen pembentuk PMI-BI, yakni volume persediaan barang jadi meningkat.
Sementara itu, dari sisi volume produksi dan total pesanan masih berada dalam fase ekspansi. Berdasarkan Sublapangan Usaha (sub-LU), mayoritas sub-LU masih berada pada fase ekspansi.