Kerusakan Tutupan Hutan Tinggi, Pemprov Bengkulu Lakukan Ini
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah diwawancarai terkait tutupan hutan-Radar Utara/ Doni Aftarizal -
BENGKULU, RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kerusakan terhadap tutupan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu cukup tinggi, yang akhirnya menjadi pemicu terhadap ancaman bencana.
Ini diakui Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah saat diwawancarai di Balai Raya Semarak Bengkulu, Kamis 1 Februari 2024.
"Harus kita akui jika di Provinsi Bengkulu ini tingkat kerusakan kawasan hutan benar-benar terjadi. Bahkan dari total luasan hutan yang ada, 13 pesen diantaranya dikategorikan rusak," ungkap Rohidin.
Maka dari itu, lanjut Rohidin, dengan tingkat kerusakan yang terjadi, pihaknya terus menghimbau seluruh elemen masyarakat untuk berhati-hati dan waspada terhadap potensi bencana.
BACA JUGA: DPK Bengkulu Pastikan Rencana Diorama Fatmawati Kian Matang
BACA JUGA: PPDB 2024 Harus Transparan, Edwar Samsi: Kurangilah Nitip-nitip
"Karena dengan kerusakan kawasan hutan tersebut, memberikan dampak yang besar terjadinya ancaman potensi bencana mulai dari banjir dan longsor," kata Rohidin.
Disisi lain, Rohidin mengemukakan, dengan kerusakan hutan yang terjadi, pihaknya atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu terus melakukan upaya perbaikan tutupan kawasan hutan.
"Mulai dari penanaman jutaan bibit bersama instansi terkait lainnya di Provinsi Bengkulu. Upaya ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi tutupan kawasan hutan," tegas Rohidin.
Disamping itu, tambah Rohidin, dengan upaya tersebut, juga diharapkan dapat meminimalisir atau menekan kerusakan terhadap kawasan hutan.
BACA JUGA: Gas Melon Tepat Sasaran, Masyarakat Diminta Daftarkan KTP
BACA JUGA: Mendekati Akhir Jabatan Bupati, Jalan ke Kantor Camat Ulok Kupai Tak Tersentuh
"Kita pun berharap peran aktif seluruh elemen masyarakat dapat menjaga kawasan hutan. Termasuk juga memperbaiki tutupan hutan, dengan menggalakkan penanaman bibit atau penghijauan," imbau Rohidin.
Sebelumnya, Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Adi Junedi membeberkan, luasan tutupan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu terus berkurang, sehingga bencana ekologi menjadi sebuah ancaman.