Musim Trek, Harga Sawit Masih di Atas Rp2.000/Kg

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO– Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Mukomuko beberapa bulan lalu. Mengakibatkan buah sawit milik petani di daerah ini trek atau gugur. 

Hingga sekarang, petani sawit pun belum dapat menikmati hasil panen mereka secara maksimal. Meski sejak tiga bulan lalu, harga sawit di Kabupaten Mukomuko masih diatas Rp2.000 per kilogram (Kg). 

Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Iwan Cahaya, SP ketika dikonfirmasi mengatakan. 

Selama musim trek terjadi. Dari kebun lima hektare ini, biasanya kalau buah bagus petani bisa mengahasilkan panen buah hingga 8 ton untuk sekali panen.

BACA JUGA:Pendekatan Persuasif Langkah Jitu Cegah Perambahan Hutan

BACA JUGA: 8 Kursi Eselon II Diisi Pelaksana Tugas, 2 Jabatan Staf Ahli Bupati Kosong

"Namun karena kemarau beberapa waktu yang lalu, mencari hasil 5 ton saja saat ini masih sulit. Karena sawit baru mulai akan berbuah kembali,” katanya.

Ia juga menyatakan, meski musim trek. Namun untuk harga sawit saat ini masih cukup tinggi. 

Bahkan sejak beberapa bulan lalu, harga sawit tidak turun-turun. Berdasarkan data yang ia dapatkan, harga pembelian buah sawit di pabrik pengolahan minyak mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di Kabupaten Mukomuko. 

Untuk PT Sapta Sentosa Jaya Abadi (Sapta) di harga Rp 2.170 per Kg, PT Karya Sawitindo Mas (KSM) Rp2.260 per Kg,  PT MukoMuko Indah Lestari (MMIL) Rp2.280 per Kg, PT Sentosa Sejahtera Sejati (SSS) Rp2.260 per Kg dan PT Surya Andalan Priatama (SAP) Rp2.220 per Kg. 

BACA JUGA: Soal Tunggakan Gaji dan Pengangkatan PPPK, Guru Honda Temui Dewan. Ini Hasilnya...

BACA JUGA: 30 Warga Lansia dan Disabilitas Dibantu Sandang dan Pangan

Lalu harga sawit di  PT Karya Agro Sawitindo (KAS) Rp2.260 per Kg,  PT Daria Darma Pratama (DDP) Rp2.350 per Kg, PT Usaha Sawit Mandiri (USM) Rp2.110 per Kg,  PT Bumi Mentari Karya (BMK) Rp2.310 per Kg, dan PT Gajah Sakti Sawit (GSS) Rp2.350 per Kg.

"Memang sering terjadi harga pembelian buah sawit di pabrik CPO tinggi, namun produksi sawit petani kita maksimal, itu juga yang membedakan sistem pertanian perusahaan perkebunan dengan masyarakat. Mereka tidak ada mengalami musim trek buah karena perlakuan intensif yang perusahaan terapkan,” ujarnya.