Mendongkrak Kinerja Industri Manufaktur di 2024
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembuatan pakaian di salah satu pabrik garmen di Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (15/1/2023). Industri manufaktur juga konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor. ANTARA FOTO/ Yulius Satria Wijaya\--
Lanjut Menperin, salah satu penyebab rendahnya penyerapan subsidi motor listrik adalah terkait dengan kemampuan dari komponen baterai yang diproduksi saat ini. Sebab, pengisian daya yang dinilai terlalu lama membuat minat masyarakat akan motor listrik menjadi rendah.
BACA JUGA:Melihat Cermin di Danau Paisu Pok
BACA JUGA:Petani Lebong Gugat PGE
Mengenai hal tersebut, Kemenperin aktif menjalin komunikasi dengan para produsen sepeda motor listrik untuk menetapkan standardisasi baterai. Bagi konsumen mobil dan motor listrik, salah satu yang penting kan baterai.
Jadi komponen tersebut harus bisa memiliki durasi yang lama, panjang, dan baterainya harus bisa mudah di-charge. Jadi baterai itu menjadi kunci terhadap keberhasilan program mobil dan motor listrik, papar Agus.
Namun demikian, Agus optimistis bahwa target program subsidi motor listrik pada 2024 akan bisa tercapai. Hal ini sejalan dengan mulai ramainya produk yang dipasarkan sehingga konsumen bisa memilih lebih banyak sesuai kebutuhan. Adapun untuk 2024, alokasi anggaran untuk program pembelian motor listrik sebanyak 50.000 unit dengan total anggaran Rp350 miliar. (*)
Sumber : Indonesia.go.id