Ribuan Ternak di Mukomuko Terserang Wabah Ngorok, Ratusan Ekor Mati

Terlibat ternak kerbau peliharaan warga mati akibat di serang wabah ngorok-Radar Utara/Wahyudi-

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Wabah penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) kembali melanda hewan ternak di Kabupaten Mukomuko. Data terbaru dari Dinas Pertanian Mukomuko mencatat, sejak April hingga Agustus 2025 sebanyak 1.454 ekor hewan ternak di daerah ini terdampak penyakit tersebut.

Jumlah itu terdiri dari 250 ekor sapi dan 1.204 ekor kerbau. Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Fitriyani Ilyas, S.Pt, melalui Kepala Bidang Peternakan, drh. Diana Nurwahyuni, mengungkapkan bahwa kasus serangan wabah ini tersebar di sejumlah kecamatan.

“Untuk sapi, sebanyak 250 ekor ditemukan di Kecamatan Air Dikit dan Sungai Rumbai. Sedangkan kerbau yang jumlahnya mencapai 1.204 ekor tersebar di Kecamatan Teramang Jaya, Ipuh, Selagan Raya, Kota Mukomuko, dan XIV Koto,” ujar Diana.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari total 1.454 ekor hewan ternak yang terinfeksi, sekitar 561 ekor berhasil disembuhkan melalui penanganan medis dari petugas kesehatan hewan. Namun, sebanyak 600 ekor ternak lainnya dinyatakan mati atau sudah terpaksa dijual oleh pemiliknya. Sementara sisanya masih dalam proses perawatan intensif.

BACA JUGA:Wabah Ngorok Merugikan, FKKD MSS Dorong Pemerintah Jamin Ketersediaan Vaksin

BACA JUGA:Kasus Penyakit Ngorok Sapi dan Kerbau di Marga Sakti Sebelat Mulai Terkendali

“Penanganan terus dilakukan di lapangan. Kami berupaya menekan angka kematian ternak dengan memberikan obat-obatan dan vaksinasi pencegahan,” tambahnya.

Wabah ngorok atau SE merupakan penyakit menular yang kerap menyerang ternak sapi dan kerbau, ditandai dengan demam tinggi, pembengkakan pada leher, kesulitan bernapas, hingga kematian mendadak. Penyakit ini biasanya menyebar cepat, terutama pada musim pancaroba dengan kelembapan udara tinggi.

Dinas Pertanian Mukomuko mengimbau para peternak untuk meningkatkan kewaspadaan, menjaga kebersihan kandang, serta segera melapor apabila ternaknya menunjukkan gejala penyakit. Pihak dinas juga menegaskan komitmen untuk terus melakukan pemantauan dan pengendalian agar wabah tidak semakin meluas.

“Kerja sama dengan peternak menjadi kunci. Jika ada ternak yang sakit segera dilaporkan, sehingga bisa ditangani lebih cepat,” pungkasnya. (rel)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan