Soal Sekolah Rusak, Dinas Pendidikan Mukomuko Upayakan Perbaikan Bertahap

Kantor Dinas Pendidikan Mukomuko-Radar Utara/ Wahyudi-

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO — Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, mengakui bahwa hingga pertengahan tahun 2025 ini masih terdapat sejumlah bangunan sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di daerah ini yang mengalami kerusakan cukup serius. Kerusakan ini tersebar di berbagai kecamatan dan menjadi perhatian  pemerintah daerah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Epi Mardiani, S.Pd, saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pendataan terhadap sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan fisik pada bangunannya.

Pendataan tersebut mencakup berbagai bentuk kerusakan, mulai dari atap bocor, plafon rusak, dinding retak, hingga kondisi lantai yang sudah tidak layak.

“Kami mengakui memang masih ada sejumlah bangunan sekolah, baik tingkat SD maupun SMP dalam kondisi rusak. Ada yang rusaknya ringan, sedang, hingga berat. Ini menjadi perhatian kami, karena menyangkut kenyamanan dan keselamatan proses belajar-mengajar,” ujar Epi Mardiani.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Dinas Pendidikan sudah berusaha maksimal untuk mengajukan seluruh bangunan sekolah yang rusak agar bisa segera diperbaiki melalui berbagai skema pendanaan, baik dari APBD maupun usulan ke pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

BACA JUGA:Hadapi Tantangan Zaman, Pengembangan Fasilitas Pendidikan Dinilai Penting

BACA JUGA:Senin Ini Sekolah Kembali Aktif, Dinas Pendidikan Tegaskan Tak Ada Tambahan Libur untuk Guru

Namun, karena besarnya kebutuhan anggaran dan keterbatasan kemampuan fiskal pemerintah daerah, maka tidak semua pengajuan tersebut bisa langsung direalisasikan dalam waktu singkat. Pemerintah harus membuat skala prioritas dan melakukan perbaikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kerusakan dan urgensi masing-masing sekolah.

“Anggarannya tidak kecil. Kita ingin semua sekolah yang rusak bisa segera diperbaiki, tapi kemampuan keuangan daerah terbatas. Maka perbaikannya harus dilakukan bertahap. Tahun ini ada beberapa sekolah yang kita prioritaskan perbaikannya, terutama yang kerusakannya paling berat dan membahayakan,” jelasnya.

Kerusakan bangunan sekolah bukan hanya terjadi pada bagian atap yang bocor, tetapi juga meliputi plafon yang sudah lapuk, dinding yang retak-retak, hingga lantai yang sudah tidak rata dan bisa membahayakan siswa.

"Kondisi ini tentu menjadi tantangan tersendiri dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan layak bagi peserta didik maupun tenaga pengajar," katanya.

Epi Mardiani juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal proses usulan perbaikan sekolah ke berbagai instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun pusat. Ia berharap, dengan dukungan dari semua pihak, permasalahan infrastruktur sekolah di Kabupaten Mukomuko secara bertahap dapat diatasi.

BACA JUGA:Dinas Pendidikan Targetkan Juli 2025 Seragam Sekolah Gratis Dibagikan

BACA JUGA:Tidak Melarang Sekolah Adakan Perpisahan Asal Tidak Bebani Siswa

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan