Piramida Pugung Raharjo, Situs Purbakala yang tak Sengaja

Situs purbakala Taman Purbakala Pugung Raharjo, Lampung. -WIKI COMMON-

Jadi, terdapat sekelompok batu besar yang disusun dalam bentuk empat persegi dengan arah ke timur dan barat. Di bagian tengah kelompok batu besar ini terdapat bulat panjang yang di kedua ujungnya dipahatkan phallus (lambang alat kelamin laki-laki).

Merujuk pandangan ahli Universitas Lampung, dari perspektif geologi, area Taman Pugung Raharjo dibangun di atas batuan yang terbentuk dari pembekuan magma yang keluar ke permukaan bumi yang disebut sebagai lava basalt vesikuler Formasi Sukadana (Mangga, 1992). Batu ini memiliki sebutan lokal yang disebut sebagai batu keriting karena tekstur batu yang kasar dan berlubang-lubang.

BACA JUGA:Ingin Liburan Seru dan Menyenangkan di Lombok? Berikut 7 Tempat Wisata Keluarga yang Wajib Dikunjungi!

BACA JUGA:7 Destinasi Liburan Keluarga Seru di Yogyakarta yang Wajib Dikunjungi!

Batu-batu tersebut  digunakan pada pundan berundak, menhir, dolmen, dan objek-objek lain yang ada di Pugung Raharjo. Pemanfaatan batu lokal untuk keperluan budaya dan kehidupan sehari-hari tersebut disimpulkan, ada  keterkaitan kuat pada aspek geologi dan budaya.

Perhatian Pemerintah

Situs purbakala temuan para transmigran tersebut sudah jauh hari menjadi objek penelitian para ahli. Tercatat, Lembaga Purbakala yang dipimpin Buchori memulai penelitian pada tahun 1968.

Selanjutnya, pada 1973, Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional bekerja sama dengan Pennsylvania Museum University melakukan pencatatan dan pendokumentasian di sana.

Mulai 1977 hingga 1984, pemerintah secara resmi melakukan pemugaran. Hal itu dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pembinaan Sejarah dan Purbakala melalui Proyek Pembinaan dan Pemeliharaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Lampung. Misteri Kawasan Pugung Raharjo juga menjadi objek kajian Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten (BPCB Banten).

BACA JUGA:Menakjubkan! 5 Aktivitas Seru di Gunung Bromo yang Wajib Dicoba Bersama Keluarga

BACA JUGA:Raja Ampat! Surga Tersembunyi di Papua yang Harus Masuk Daftar Liburan Keluarga Anda!

Para peneliti yang melibatkan Endjat Djaenuderadjat sebagai narasumber, melakukan kajian pengembangan yang mengarah pada revitalisasi cagar budaya. Endjat merupakan seorang arkeolog yang pertama kali melakukan pemugaran di kawasan cagar budaya itu.

Mantan Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Serang serta mantan Direktur Sejarah dan Nilai Tradisional Kemdikbudristek itu menyoroti upaya penguatan kembali nilai-nilai cagar budaya di Pugung Raharjo dan potensi apa yang masih terpendam di kawasan ini serta bagaimana revitalisasi rumah informasi dengan mengimbangi perkembangan jaman yang serba digital.

Kajian yang telah dilaksanakan pada 17--24 Juni 2019 itu dilakukan untuk mendata potensi cagar budaya dan memetakan penguatan nilai-nilai untuk kembali dikembangkan seiring dengan perkembangan pemanfaatan dan status kepemilikan lahan yang mayoritas masih dimiliki masyarakat.

Selain arkeolog, kajian itu juga menghadirkan salah satu ahli arsitektur landskap ITB Ismet Belgawan Harun, yang memberikan gambaran bagaimana penataan ruang yang ideal bagi lingkungan kawasan cagar budaya. Meski demikian, hingga 2023, belum ada penjelasan resmi tentang alasan keberadaan piramida berundak di Lampung. Apakah dipakai untuk menyembah sesuatu atau dijadikan semacam tempat melakukan ritual-ritual tertentu.

BACA JUGA:Ingin Liburan Seru dan Menyenangkan di Lombok? Berikut 7 Tempat Wisata Keluarga yang Wajib Dikunjungi!

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan