Jelang Idul Fitri, Tiga Poin Ini Jadi Fokus Perhatian Pemda

Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Ir. H. Mi'an-Humas Pemprov Bengkulu-
BENGKULU RU - Setidaknya terdapat tiga poin menjadi fokus perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, jelang hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah.
Ini disampaikan Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu, Ir. H. Mi'an usai menghadiri undangan Musyawarah Wilayah (Muswil) dan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Amanat Nasional (PAN) se-Provinsi Bengkulu, Jum'at 21 Maret 2025.
Menurut Mi'an, tiga poin utama yang menjadi fokus perhatian tersebut, bertujuan untuk memastikan kenyamanan dan stabilitas masyarakat selama bulan Ramadan hingga Lebaran.
"Mengingat persiapan menghadapi hari besar umat Muslim tersebut, biasanya diwarnai dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat," ungkap Mi'an.
BACA JUGA:Menjelang Lebaran, 5 Desa di Kecamatan Ketahun Usulkan DD Tahap I 2025
BACA JUGA:Jelang Idul Fitri, Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Mukomuko Turun
Mi'an menjelaskan, adapun fokus tersebut, pertama pentingnya menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok (Bapok) di tengah-tengah masyarakat.
"Alhamdulillah, dari hasil pemantauan kita, meskipun terjadi lonjakan permintaan, kenaikan harga bapok masih dalam batas wajar dan tidak signifikan," ujar Mi'an.
Namun, lanjut Mi'an, pihaknya selaku pemda harus tetap melakukan antisipasi dan pengawasan ketat, agar harga-harga bapok tetap stabil.
"Bukan hanya dari sisi stabilitas harga yang menjadi fokus perhatian kita, tetapi kita juga memastikan bahwa stok bapok di pasaran mencukupi kebutuhan masyarakat, terutama menjelang lebaran nanti," kata Mi'an.
BACA JUGA:Ramadan dan Jelang Idulfitri, Daya Beli Masyarakat Meningkat Tumbuh Positif
BACA JUGA:Jelang Idul Fitri, Harga Sejumlah Kebutuhan Pokok di Mukomuko Turun
Kedua, Mi'an menyoroti ketersediaan elpiji 3 kilogram (Kg) bersubsidi, yang juga menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat kecil.
"Kita minta Pertamina dan OPD terkait untuk memastikan stok elpiji 3 kg tetap tersedia. Jangan sampai terjadi kelangkaan, karena bisa memicu disparitas harga yang tinggi, dan akhirnya menciptakan keresahan masyarakat," harap Mi'an.