PU Usulkan Penanganan Pendangkalan Muara Sungai Pasar Ipuh
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Aprianayah, ST, MT--
MUKOMUKO RU - Pemerintah diminta segera melakukan upaya penanganan pendangkalan muara sungai di Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh. Agar aktivitas keluar masuk perahu milik nelayan setempat berjalan lancar.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Aprianayah, ST, MT ketika dikonfirmasi mengatakan. Terkait pendangkalan muara sungai di wilayah itu. Dinas PU sudah mengusulkan kepada Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera VII agar dapat membangun talud atau tembok penahan air laut.
"Setelah usulan kami sampaikan. Pihak BWS sudah meninjau lokasi untuk pemasangan talud di wilayah tersebut. Mudah-mudahan di program tahun tahun berikutnya masuk," katanya.
Ia juga tidak menampik, akibat terjadinya pendangkalan di muara itu. Telah mengakibatkan nelayan Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh mengeluh. Karena mereka tidak bisa melaut lantaran perahunya tidak bisa keluar masuk muara sungai Pian Daka di wilayah tersebut.
"Di tahun 2022 lalu, sempat kami lakukan penggalian sepanjang 200 meter. Tetapi sekarang, tanahnya itu turun lagi," ujarnya.
Dijelakanya, jikatidak dipasang tembok penahan atau talud berupa beton atau batu. Maka muara sungai tersebut tidak akan selamat dan muara itu akan kembali tertutup karena tanahnya pasir. Sekarang ini, sudah ada upaya masyarakat di wilayah Desa Pasar Ipuh, Kecamatan Ipuh menggali muara sungai yang mengalami pendangkalan secara mandiri. Supaya kapal yang ada di dalam sungai bisa melaut. Namun upaya yang dilakukan oleh warga dan pengusaha di wilayah tersebut belum membuahkan hasil karena saat ini musim kering termasuk air di muara sungai ikut kering.
BACA JUGA:Alokasi Gaji PPPK BU Rp 62 Miliar
"Air di muara sungai tersebut menjadi dangkal. Bukti lainnya yaitu sawah sawah milik warga di wilayah tersebut yang berada dekat muara sungai tersebut juga mengalami kekeringan," ujarnya.
Pendangkalan muara sungai di wilayah tersebut telah membuat nelayan setempat tidak bisa melaut karena mereka tidak bisa membawa perahunya keluar dari muara sungai. Selain itu, perahu nelayan di wilayah itu tidak bisa keluar masuk dari muara sungai tersebut.
"Di daerah itu ada sekitar 300 unit perahu nelayan yang keluar masuk muara sungai tersebut. Mudah-mudahan saja di tahun 2024 mendatang ada pembangunan talud untuk penahan terjadinya pendangkalan," pungkasnya. (rel)