Mengungkap Alasan Mengapa Perempuan Lebih Ahli Multitasking Daripada Pria Menurut Sains

Mengungkap Alasan Mengapa Perempuan Lebih Ahli Multitasking Daripada Pria Menurut Sains-Internet-
Ketika kita berbicara tentang multitasking berdasarkan jenis kelamin, baik otak pria maupun perempuan sama-sama menggunakan beberapa area spesifik saat menangani proses yang kompleks tersebut.
BACA JUGA:Ternyata Ini Dia Cara yang Efektif Untuk Mengatur Waktu Bermain Game bagi para Pekerja Kantoran
Padahal salah satunya adalah dorsolateral prefrontal cortex, yang merupakan bagian dari otak depan yang bertanggung jawab atas perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol terhadap impuls.
Apalagi, area ini juga mempengaruhi kepribadian seseorang sehingga sangat krusial saat kita harus menentukan prioritas atau membuat keputusan cepat.
Selain itu, ada supplementary motor areas yang membantu mengkoordinasikan gerakan tubuh, terutama saat kita perlu beralih dari satu tugas fisik ke tugas lainnya.
Kemudian ada juga inferior parietal lobes yang memainkan peran penting dalam kemampuan bahasa, matematika, dan bagaimana kita memvisualisasikan tubuh kita sendiri.
Selanjutnya, ada inferior occipital gyrus yang juga aktif mendukung pemrosesan visual yang diperlukan saat kita memantau informasi di layar atau lingkungan sekitar.
BACA JUGA:Apa Anda Tertarik Pindah? Ternyata Ini Dia Deretan Negara dengan Jam Kerja Terpendek di Dunia!
BACA JUGA:Hati-hati! Pekerja Shift Malam Berpotensi Mendapat Angka Harapan Hidup yang Lebih Rendah
Tapi, meskipun multitasking mempengaruhi kedua gender, penelitian menunjukkan bahwa pria cenderung lebih lambat dan membuat lebih banyak kesalahan dibandingkan perempuan.
Pasalnya ini karena perempuan cenderung lebih terampil dalam mengelola stres dan memproses informasi secara sistematis sehingga lebih efisien dalam mengaktifkan dan menggunakan area-area otak ini saat multitasking dibandingkan pria.
Namun sebaliknya, pria cenderung lebih impulsif, yang berarti mereka sering langsung bertindak tanpa berpikir matang terlebih dahulu.
Bahkan setelah usia tertentu (sekitar 45 tahun pada perempuan dan 55 tahun pada pria), perbedaan ini menjadi kurang signifikan.
Di mana otak sudah mulai mengandalkan lebih banyak sumber daya untuk mendukung tugas-tugas kompleks, sehingga pria dan perempuan menunjukkan pola kerja otak yang lebih serupa.