6 Penyakit Mental yang Dipicu oleh Pikiranmu Sendiri

Reporter: Ependi |

Editor: Ependi |

Kamis , 09 Jan 2025 - 15:08

6 Penyakit Mental yang Dipicu oleh Pikiranmu Sendiri-Shutterstock-

6 penyakit mental yang dipicu oleh pikiranmu sendiri                            radarutara.bacakoran.co - pikiran memiliki kekuatan yang luar biasa, baik dalam membangun maupun menghancurkan. 
meskipun kita sering kali berpikir bahwa penyakit mental berasal dari faktor luar, kenyataannya banyak gangguan mental yang dipicu oleh pola pikir kita sendiri. 
berbagai kecemasan, ketakutan, dan keyakinan negatif yang sering berputar dalam pikiran kita bisa menjadi penyebab utama timbulnya masalah psikologis. 
berikut adalah enam penyakit mental yang bisa dipicu oleh pikiran kita sendiri.
baca juga:7 ciri orang yang memiliki mental lemah, apakah kamu salah satunya?
baca juga:miris! anak keterbelakangan mental dihamili bapak tiri, bakal lapuk di penjara
1. depresi
depresi merupakan salah satu penyakit mental yang paling umum dan dapat dipicu oleh pola pikir negatif. 
seringkali, perasaan rendah diri, rasa tidak berguna, dan pandangan pesimis terhadap hidup dapat memperburuk kondisi ini. 
pikiran-pikiran yang berfokus pada kegagalan, kesalahan masa lalu, atau kekurangan diri sendiri bisa menurunkan semangat hidup. 
baca juga:begini 8 tanda mental anda semakin kuat dan tangguh di tengah banyaknya orang-orang yang meragukanmu
baca juga:mentalitas lemah: gen z dianggap rentan terkena penyakit mental seperti depresi dan anxiety attack, kok bisa?
tanpa disadari, otak yang terfokus pada hal-hal negatif ini dapat memperburuk gejala depresi, membuat seseorang merasa terperangkap dalam lingkaran negatif yang sulit keluar.
2. kecemasan (anxiety disorder)
kecemasan adalah kondisi mental yang sering disebabkan oleh kecenderungan untuk berlebihan dalam memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. 
pikiran yang berlarut-larut mengenai apa yang bisa salah di masa depan, seperti kegagalan atau penolakan, bisa menciptakan ketegangan dan kekhawatiran yang berlebihan.
baca juga:apakah benar wfh baik untuk kesehatan mental dan produktivitas? ternyata begini kata para ahli
baca juga:letuskan senjata ke udara, sapi simental dibantai, kawanan curnak lukai pemilik ternak
 misalnya, seseorang yang selalu berpikir tentang kemungkinan kegagalan dalam pekerjaan atau hubungan bisa mengembangkan kecemasan kronis yang mengganggu kesehariannya. 
dalam kasus tertentu, kecemasan yang berlebihan bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan generalisasi atau serangan panik.
3. obsessive-compulsive disorder (ocd)
obsessive-compulsive disorder (ocd) adalah kondisi mental yang ditandai dengan munculnya pikiran obsesif yang berulang-ulang, diikuti dengan tindakan kompulsif yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan. 
baca juga:ternyata mendaki gunung itu dapat meningkatkan kesehatan fisik dan mental juga, ini faktanya
baca juga:rubah kebiasaan buruk anda ! ini bahayanya jika bangun tidur langsung bagi kesehatan mental dan juga fisik
pikiran-pikiran yang mengganggu, seperti ketakutan akan kuman atau ketidakmampuan untuk menoleransi ketidakteraturan, memicu perilaku kompulsif, seperti mencuci tangan berkali-kali atau memeriksa pintu berkali-kali.
 ketika seseorang terlalu banyak berpikir tentang kemungkinan bahaya atau ketidaknyamanan, ini bisa memicu siklus perilaku yang sulit dihentikan.
4. panic disorder
panic disorder atau gangguan panik terjadi ketika seseorang secara tiba-tiba merasakan serangan kecemasan yang sangat intens, seringkali tanpa alasan yang jelas. 
baca juga:yuk terapkan ! pahami cara praktik mindfulness dan manfaatnya untuk kesehatan mental anda
baca juga:kenali dampak negatif dari sering membentak anak terhadap kesehatan mental anak tersebut
pikiran yang berfokus pada ketakutan akan terjadinya sesuatu yang buruk, seperti serangan jantung atau kecelakaan, dapat memicu serangan panik. 
ketika serangan panik terjadi, gejalanya bisa berupa detak jantung yang cepat, kesulitan bernapas, dan perasaan mati rasa, yang membuat seseorang semakin khawatir dan takut akan serangan berikutnya.
5. post-traumatic stress disorder (ptsd)
post-traumatic stress disorder (ptsd) sering terjadi setelah seseorang mengalami peristiwa traumatis, seperti kecelakaan, pertempuran, atau pelecehan. 
baca juga:7 ciri orang yang memiliki mental lemah, apakah kamu salah satunya?
baca juga:miris! anak keterbelakangan mental dihamili bapak tiri, bakal lapuk di penjara
meskipun trauma fisik atau emosional menjadi penyebab utamanya, pikiran yang terjebak dalam kenangan buruk atau rasa bersalah yang berlebihan dapat memperburuk kondisi ptsd. 
penderita ptsd sering kali terjebak dalam perasaan cemas, mudah terkejut, atau mengalami kilas balik (flashback) yang mengingatkan mereka pada peristiwa traumatis tersebut.
6. anoreksia dan bulimia
gangguan makan seperti anoreksia dan bulimia seringkali dipicu oleh pandangan negatif terhadap tubuh dan perasaan tidak puas dengan penampilan fisik. 
baca juga:begini 8 tanda mental anda semakin kuat dan tangguh di tengah banyaknya orang-orang yang meragukanmu
baca juga:mentalitas lemah: gen z dianggap rentan terkena penyakit mental seperti depresi dan anxiety attack, kok bisa?
pikiran yang berfokus pada keinginan untuk terlihat sempurna atau takut akan penambahan berat badan dapat mengarah pada kebiasaan makan yang tidak sehat, seperti membatasi asupan makanan atau memuntahkan makanan setelah makan. 
penyakit mental ini seringkali berakar pada ketidakmampuan untuk menerima diri sendiri dan tekanan yang datang dari standar kecantikan yang tidak realistis.
pikiran yang terus-menerus terfokus pada ketakutan, kekhawatiran, dan perasaan negatif dapat menyebabkan gangguan mental yang serius. 
namun, penting untuk diingat bahwa penyakit mental bukanlah hasil dari kelemahan pribadi. 
baca juga:apakah benar wfh baik untuk kesehatan mental dan produktivitas? ternyata begini kata para ahli
baca juga:letuskan senjata ke udara, sapi simental dibantai, kawanan curnak lukai pemilik ternak
banyak faktor lain, seperti genetika, lingkungan, dan pengalaman hidup, turut berperan dalam mempengaruhi kesehatan mental seseorang. 
oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan mental dengan cara berpikir positif, berbicara dengan seseorang ketika merasa cemas, dan mencari bantuan profesional jika diperlukan. 
mengubah pola pikir yang merugikan dapat membantu mencegah atau mengurangi dampak dari gangguan mental yang berhubungan dengan pikiran kita sendiri. (*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR UTARA, 10 JANUARI 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan