Kelas Menengah Kerja Banting Tulang tapi Rentan Miskin, Kok Bisa?
Kelas Menengah Kerja Banting Tulang tapi Rentan Miskin, Kok Bisa?-harianbatakpos.com-
Pada akhirnya, meskipun mereka berupaya keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, sebagian besar dari mereka tetap kesulitan menjaga kestabilan keuangan.
Ketidakpastian Pekerjaan dan Upah yang Tidak Pasti
Selain faktor biaya hidup, ketidakpastian pekerjaan juga menjadi penyebab mengapa kelas menengah begitu rentan terhadap kemiskinan.
Di era digital dan globalisasi ini, banyak pekerja yang tidak lagi memiliki status sebagai pegawai tetap atau karyawan penuh waktu.
BACA JUGA: Pembayaran Penghasilan Tetap Parades Terancam Molor, Ini Masalahnya
BACA JUGA:Modal Besar Penghasilan Kecil, Gak Heran Petani Indonesia Sering Alami Kerugian
Banyak perusahaan yang menerapkan sistem kerja kontrak atau gig economy, yang membuat pekerja kelas menengah tidak memiliki jaminan penghasilan tetap.
Sistem kerja yang fleksibel ini memang memberikan kebebasan, tetapi di sisi lain menimbulkan ketidakpastian.
Banyak pekerja yang harus bergantung pada proyek atau pekerjaan sementara yang tidak menjamin kelangsungan hidup dalam jangka panjang.
Tanpa adanya jaminan pensiun atau tunjangan lain, kelas menengah yang bekerja di sektor ini bisa menghadapi krisis finansial saat menghadapi situasi darurat, seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
BACA JUGA:Berpenghasilan Meski Dirumah Saja! Ini Tips - Tips Freelancing yang Cocok Untuk Ibu rumah Tangga..
BACA JUGA: Pembayaran Penghasilan Tetap Parades Terancam Molor, Ini Masalahnya
Pengelolaan Keuangan yang Kurang Matang
Banyak anggota kelas menengah yang cenderung menghabiskan penghasilannya untuk memenuhi gaya hidup konsumtif, seperti membeli barang-barang mewah, liburan, atau perayaan-perayaan besar.
Hal ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam utang konsumtif yang semakin menumpuk.
Meskipun terlihat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, pengelolaan keuangan yang buruk bisa menyebabkan mereka kesulitan saat menghadapi krisis ekonomi.