Desa Pondok Batu dan Rawa Mulya SP7 Ditetapkan Sebagai Desa Tangguh Bencana
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mukomuko, Ruri Irwandi, ST-Radar Utara/ Wahyudi -
MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pemerintah Kabupaten Mukomuko melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Telah menetapkan dua desa yaitu Desa Pondok Batu Kecamatan Kota Mukomuko dan Desa Rawa Mulya SP7 Kecamatan XIV Koto sebagai desa tangguh bencana.
"Benar, ada dua desa kita tetapkan sebagai desa tangguh bencana. Yaitu Desa Pondok Batu dan Rawa Mulya SP7. Karena kedua desa ini rawan bencana banjir setiap kali terjadi hujan deras," kata Kepala BPBD Kabupaten Mukomuko, Ruri Irwandi ST, MT.
Bahkan, pihannya juga mengaku telah telah melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis sekaligus pembentukan kader atau relawan siaga bencana di dua desa tersebut.
BACA JUGA:Mukomuko Dapat Bantuan Tenda Pengungsian Korban Bencana
BACA JUGA:Jalur Evakuasi Bencana di Mukomuko Perlu Penanganan Cepat
Tujuan dibentuknya kader tersebut, diharapkan mereka bisa membimbing masyarakat di wilayah mereka masing-masing ketika terjadi bencana.
Diyakininya, mereka mampu dan bisa karena seluruh kader telah diberikan bimbingan teknik dan sosialisasi. Sehingga mereka tidak canggung ketika terjadi bencana alam.
"Selain itu, di setiap desa juga telah dibuat kelompok kerja untuk menanggulangi resiko bencana alam khusus di wilayah mereka. Sehingga mereka yang sudah dibentuk pokja kita SK kan menjadi relawan," ujarnya.
Selain itu, Ruti juga mengaku gencar menggelar sosialisasi ke sekolah - sekolah terkait tanggap darurat bencana alam. Program yang ia bawa itu untuk mengurangi resiko jika terjadi bencana alam di daerah. Seperti halnya safety briefing pengenalan terhadap resiko bencana kepada anak-anak. Bagaimana setidak-tidaknya cara mengantisipasi ketika terjadi gempa, teknisnya bagaimana, dan lainnya.
BACA JUGA:BPBD Siapkan Kajian Resiko Bencana di Mukomuko
BACA JUGA:Minimalisir Korban Bencana, Upaya Tanggap Darurat Dimaksimalkan
"Alhamdulillah teman-teman guru dan juga anak-anak sangat antusias. Karena kegiatan ini menambah wawasan ketika terjadi bencana, " pungkasnya. (*)