Mendorong Pemulihan, Mengejar Pertumbuhan

Pemulihan sektor manufaktur Indonesia bukanlah hal yang mudah di tengah ketidakpastian geopolitik global. Namun, melalui kebijakan yang tepat dan dukungan penuh dari semua pihak, Indonesia memiliki peluang untuk bangkit dan mencapai pertumbuhan ekonomi ya-ANTARA FOTO-

 

Tantangan Mengejar Pertumbuhan

Kondisi ini menjadi tantangan awal bagi tim ekonomi Presiden Prabowo Subianto, yang baru dilantik pada 20 Oktober lalu. Mengusung target pertumbuhan ekonomi hingga 7--8 persen per tahun, penguatan motor penggerak ekonomi, sektor manufaktur, menjadi sebuah keniscayaan.

BACA JUGA:Kinerja Terbaik Industri Manufaktur selama 2,5 Tahun

BACA JUGA: PMI Manufaktur Indonesia Konsisten Ekspansi 31 Bulan Berturut-turut

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa kontraksi manufaktur ini juga dialami oleh sejumlah negara ASEAN. Menurutnya, tren serupa terlihat di sektor domestik Indonesia. Airlangga berharap, sektor konsumsi bisa kembali pulih sehingga sektor industri juga akan terdorong.

“Jika konsumsi meningkat, kami berharap sektor industri juga dapat mengalami pemulihan,” tambah Airlangga.

Menurut Airlangga, untuk mendorong pemulihan manufaktur, kebijakan yang mendukung daya beli masyarakat sangat penting karena terkait erat dengan permintaan pasar domestik.

 

Butuh Dukungan Seluruh Pemangku Kepentingan

BACA JUGA: Permintaan Domestik Topang Sektor Manufaktur Indonesia

BACA JUGA:Investasi di Sektor Manufaktur Terus Naik

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif juga menekankan bahwa upaya memulihkan sektor manufaktur harus didukung oleh seluruh pemangku kepentingan.

“Kami (Kemenperin) tidak bisa bertindak sendiri dalam menjaga iklim kondusif bagi industri dalam negeri. Kebijakan dari kementerian dan lembaga lain sangat menentukan,” ujar Febri.

Sementara itu, laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tren deflasi yang terjadi selama lima bulan sejak Mei 2024 telah berakhir, dengan inflasi 0,08 persen pada Oktober 2024.

Kenaikan indeks harga konsumen (IHK) ini memberikan harapan bagi peningkatan permintaan domestik, yang dapat membantu sektor manufaktur menuju pemulihan. Namunini hanya awal, dan masih diperlukan upaya lebih besar untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi sektor manufaktur.

BACA JUGA: Ini Capaian Pertumbuhan Industri Manufaktur Indonesia

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan