Mina Padi Menggiurkan, Tapi Banyak Tangan Jahil
Mina Padi Menggiurkan, Tapi Banyak Tangan Jahil -Radar Utara/Benny Siswanto-
"Kalau biasanya 5 ton, bisa jadi 6 sampe 7 ton," ungkapnya, memantik penasaran.
Belum lagi, hasil panen ikan yang bisa didapat setelah panen pagi dilakukan. Soal ikan ini, belum dijelas gamblang pula olehnya. Bisa jadi, belum diukurnya lebih serius, lantaran dihadapkan dengan aksi pencurian yang dilakukan manusia hingga binatang.
BACA JUGA:Transformasi Sekam Padi dan Abu Kelapa Sawit, dari Limbah Jadi Emas Hijau
BACA JUGA:Penundaan Pengeringan Irigasi Tidak Pengaruhi Jadwal Tanam Padi Sawah
"Jadi hasilnya bisa dobel sebenarnya," jelasnya, meyakinkan.
Ada Program Bantuan Rp 300 Juta Per Hektar
Sebenarnya, kata dia, persawahan di Kemumu ini hampir saja mendapatkan program bantuan dari kementerian. Khusus soal mina padi. Tapi rencana tersebut gagal, ditabrak pagebluk Covid-19.
"Sehingga programnya tidak jadi. Dulu batal, karena Covid. Entah, gimana kelanjutannya. Moga jaman Pak Prabowo bisa direalisasikan," harapnya.
Distribusi Air Menjadi Persoalan Prinsip
Lagi-lagi, muncul dari penjelasan Tugiman, bahwa distribusi air menjadi hal prinsip pada metode Mina Padi ini. Selain, peningkatan kapasitas petani yang juga perlu dilakukan.
BACA JUGA:Tak Bisa Produksi Padi Musim Tanam Kedua, Kemarau Mulai Mengancam
"Karena di bidang tanam itu kan nanti, dibuat kolam melingkar mengikuti petak sawah di bagian luarnya. Lebih kurang lebarnya 80 hingga 100 cm. Kedalaman 80 cm. Dibuat lebih dalam dari hamparan khusus tempat menanam padi," ia menjelaskan.
Ditambah lagi dengan metode jajar legowo, sehingga metode tanam padi yang bisa lebih teratur dan memudahkan perawatan, plus pengerjaan, Mina Padi, sangat bahkan amat sangat memudahkan petani.
"Tapi memang harus diprogram dengan serius memang. Karena mina padi inikan terasa baru, dan pengelolaannya pun tidak sama seperti pertanian biasa. Semisal, harus dipasang waring dan penghalau di bagian atas petakan sawah," ia menceritakan, antusias.
Apa Kata Presiden Prabowo Subianto?
Pidato perdana Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto, salah satunya adalah menyebutkan soal pangan. Sektor pertanian pangan, menjadi salah satu hal yang paling sering diucapkannya, sejak sebelum pencalonan, menjadi capres hingga terpilih menjadi Presiden.
BACA JUGA:PAT 7.435 Ha, Produksi Padi di Bengkulu Ditargetkan Meningkat