Ketika Inovasi Teknologi Menjaga Akar Tradisi
Batik produksi Falahy Mohammad yang produksinya memanfaatkan keserdasan buatan ( AI). -Instagram @Falahy Mohammad-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Batik, warisan budaya yang telah menjadi kebanggaan Indonesia, kini semakin populer di kalangan generasi muda.
Berkat inovasi para artisan batik muda yang memadukan seni tradisional dengan teknologi modern, batik tak lagi hanya dipandang sebagai busana formal, melainkan sebagai tren fesyen yang adaptif dengan zaman.
Salah satu pelopor dalam revolusi ini adalah Falahy Mohamad, seorang artisan batik asal Pekalongan yang menggabungkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam karyanya.
Falahy dikenal dengan pendekatan eksperimennya dalam mendesain motif batik.
BACA JUGA:Batik Eco Print Hantarkan Sentra Dharma Guna Bengkulu Sabet Penghargaan
BACA JUGA:Wow! Ternyata Ini Sederet Batik Termahal di Dunia, Bisa Terjual Puluhan Hingga Ratusan Juta Rupiah
Dia memanfaatkan logika matematika parametrik dan teknologi komputer untuk menciptakan motif-motif baru. Salah satu motif unggulannya adalah motif tambal, yang direka ulang menggunakan AI.
Teknologi tersebut tidak hanya memudahkan desain ulang, melainkan juga menawarkan kemungkinan baru dalam mengembangkan motif-motif yang lebih modern tanpa meninggalkan akar budaya.
Dalam talk show bertema "Pengembangan Desain Batik Menggunakan AI" di Industrial Festival 2024 di Mal Kota Kasablanka, Jakarta, Falahy menjelaskan bahwa ketertarikannya pada batik berawal dari rasa kekhawatiran bahwa batik semakin jauh dari generasi muda.
"Banyak anak muda merasa bingung atau tidak memiliki keterkaitan dengan batik, sehingga saya kembali menempuh pendidikan di Universitas Pekalongan untuk memahami lebih dalam tentang seni batik," ujar Falahy.
BACA JUGA:Berkat Pertamina UMK Academy, Batik Sragen Kini Mendunia
BACA JUGA:ASN Diminta Lestarikan Batik Khas Mukomuko
Dikutip dari situs Kementerian Perindustrian, Falahy berpendapat bahwa teknologi dapat menjadi jembatan antara budaya dan generasi muda.
Latar belakang pendidikannya dalam bidang arsitektur membantunya memahami bagaimana ragam hias yang diambil dari kebudayaan setempat dapat diterapkan dalam karya-karyanya.