Upaya Dongkrak Produksi Migas, Insentif Terus Diperbaiki

Kementerian ESDM dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) terus berupaya keras untuk mendorong optimalisasi produksi, minimal agar sesuai target RAPBN 2025. Sayangnya terdapat kendala utama dalam upaya meningkatkan produks-ANTARA FOTO-

Selain peningkatan produksi dari blok-blok yang aktif, pemerintah juga berfokus pada reaktivasi sumur dan lapangan yang idle (tidak aktif) serta pemanfaatan teknologi baru untuk meningkatkan laju produksi.

Kerja sama teknologi dengan perusahaan migas Tiongkok, Sinopec, merupakan salah satu langkah yang dilakukan.

BACA JUGA:BPH Migas dan Pertamina Kompak, Pemprov Bengkulu Bentuk Timdu

BACA JUGA:Industri Nonmigas di Luar Jawa, Tren Positif Menuju Pemerataan

Teknologi peningkatan produksi dari Sinopec diharapkan dapat diterapkan pada lima lapangan migas Pertamina.

Tim teknis dari Kementerian ESDM, SKK Migas, dan Pertamina telah melakukan evaluasi teknologi di Tiongkok.

Dan pada September 2024, tim teknis Sinopec akan ke Indonesia untuk menguji coba teknologi tersebut di lapangan Pertamina.

Pemerintah juga terus mengawal peningkatan produksi dari proyek-proyek migas baru maupun yang sudah ada.

BACA JUGA:BPH Migas Ajak Masyarakat Awasi BBM Bersubsidi

BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, PPSDM Migas Gelar Pelatihan Gratis

Peraturan Menteri ESDM nomor 13/2024 tentang Kontrak Bagi Hasil Migas Gross Split yang baru diterbitkan bertujuan untuk memperbaiki iklim investasi di sektor migas.

Skema gross split yang lama dinilai kurang fleksibel, sehingga ada opsi untuk kembali ke skema cost recovery di beberapa blok migas. Insentif bagi investor juga terus diperbaiki, termasuk melalui Keputusan Menteri ESDM nomor 199/2021 yang memberikan insentif yang lebih menarik di hulu migas.

Kini, bagi hasil migas untuk kontraktor bisa mencapai 50 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan skema sebelumnya yang hanya memberikan 15--30 persen. Strategi jangka menengah pemerintah dalam eksplorasi migas juga ditingkatkan melalui lelang blok-blok baru.

Dari lima blok yang dilelang pada tahap pertama 2024, tiga blok telah dievaluasi dan siap diumumkan. Sedangkan, dua blok lainnya masih dalam proses lelang. Pada lelang tahap kedua 2024, direncanakan minimal lima blok migas akan dilelang, termasuk area eksplorasi di Indonesia Timur.

BACA JUGA: Kinerja Investasi Migas Kinclong

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan