Pembiayaan Semakin Luas dan Inklusif
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong berbagai inovasi dan kemudahan akses kredit bagi UMKM, termasuk pemanfaatan Innovative Credit Scoring (ICS) sebagai alternatif penilaian kelayakan kredit. -ANTARA FOTO/ Andri Saputra-
Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan literasi keuangan UMKM, sehingga mereka lebih siap mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan. Kendati terdapat berbagai inisiatif, tantangan utama dalam penyaluran kredit UMKM adalah tingginya risiko kredit.
Secara umum, loan at risk (LAR) terus mengalami penurunan. Namun, non-performing loan (NPL) UMKM pada Juni 2024 turun menjadi 4,04 persen, menandakan bahwa bank telah memitigasi risiko dengan baik, termasuk dengan membentuk cadangan yang cukup.
BACA JUGA:Momen Pilkada Bisa Gairahkan UMKM
BACA JUGA:UMKM Jadi Unggulan, Ekonomi Dipastikan Tumbuh
Meskipun demikian, perlambatan pertumbuhan kredit UMKM masih menjadi tantangan tersendiri, terutama setelah berakhirnya relaksasi restrukturisasi kredit terkait pandemi.
Peran Industri IKNB
Tidak hanya perbankan, Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) juga memainkan peran penting dalam pembiayaan UMKM.
OJK mencatat bahwa penyaluran pembiayaan oleh perusahaan multifinance pada UMKM mencapai Rp182,56 triliun pada Juli 2024, naik 11,23 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meskipun ada peningkatan, kapasitas pembiayaan IKNB diperkirakan hanya mampu memenuhi sekitar 15 persen dari kebutuhan pembiayaan UMKM yang mencapai Rp1.519 triliun.
BACA JUGA:Parade Ekraf, Dorong Inovasi dan Dukungan untuk UMKM Lokal
BACA JUGA:Digitalisasi Marketing, Sujono: Bangkitkan Ekonomi Melalui Peran UMKM
Menurut Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda, tantangan utama dalam pembiayaan UMKM oleh IKNB adalah profil risiko yang masih tinggi, terutama karena banyak UMKM yang belum bankable dan tidak memiliki agunan. Solusi inovatif seperti ICS diharapkan dapat membantu mengatasi tantangan ini.
Untuk menjaga keberlanjutan pembiayaan UMKM, kolaborasi antara pemerintah, OJK, dan lembaga jasa keuangan sangat diperlukan.
Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan dukungan kepada perbankan dapat dijadikan contoh untuk industri keuangan non-bank, seperti perusahaan multifinance dan fintech lending.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan akses pembiayaan bagi UMKM akan semakin luas dan inklusif, mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih berkelanjutan.