"Kali ini kita memberikan literasi penggunaan kental manis di tengah-tengah masyarakat, yang masih banyak dipersepsikan secara keliru. Sehingga kental manis secara perlahan harus dieliminasi," sampai Warsiti.
BACA JUGA:TP PKK Bengkulu Utara Prioritaskan Pendidikan Akhlak dan Pencegahan Stunting
BACA JUGA:DAK PMT Penanganan Stunting Belum Terserap
Lebih lanjut Warsiti mengatakan, kental manis ini diketahui mengandung gula yang tinggi. Sehingga pada saat dikonsumsi secara berlebihan, pertumbuhan anak jadi terganggu.
"Makanya melalui orientasi ini, kita menargetkan agar konsumsi kental manis di tengah-tengah masyarakat dapat diminimalisir. Karena bukan hanya bisa berdampak pada peningkatan stunting saja, tapi juga diabetes usia muda," tutup Warsiti. (tux)