Memahami Perbedaan Deflasi dan Inflasi Sebagai Dampak dari Perubahan Ekonomi

Kamis 19 Sep 2024 - 16:49 WIB
Reporter : Ependi
Editor : Ependi

BACA JUGA:Mansa Musa, Raja yang Kekayaannya Tak Terhitung, Bantuannya Menyebabkan Sebuah Negara Inflasi 10 Tahun

 Ketika pendapatan menurun dan utang tetap, individu dan perusahaan bisa mengalami kesulitan dalam membayar utang mereka.

Jika dilihat dari penyebabnya, inflasi biasanya disebabkan oleh peningkatan permintaan (demand-pull inflation) atau peningkatan biaya (cost-push inflation).

Sedangkan deflasi biasanya disebabkan oleh penurunan permintaan agregat, kelebihan kapasitas produksi, atau kebijakan moneter yang ketat.

Inflasi sendiri dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan ketidakpastian bagi para pelaku ekonomi

BACA JUGA:Inflasi Terkendali, Pertumbuhan Ekonomi Diklaim Membaik

BACA JUGA:Inflasi di Bengkulu Kembali ke Posisi Ideal

Sedangkan deflasi dapat menyebabkan resesi berkepanjangan karena penurunan permintaan yang berkelanjutan.

Untuk mengatasi inflasi, bank sentral sering kali menaikkan suku bunga dan menerapkan kebijakan moneter ketat. 

Sebaliknya, untuk mengatasi deflasi, bank sentral cenderung menurunkan suku bunga dan menerapkan kebijakan moneter longgar untuk mendorong pengeluaran dan investasi.

Baik inflasi maupun deflasi memiliki dampak yang signifikan terhadap perekonomian. 

Sementara inflasi dapat merugikan daya beli masyarakat dan menciptakan ketidakpastian, deflasi dapat menyebabkan resesi yang berkepanjangan dan meningkatnya beban utang. 

BACA JUGA:Bulan Agustus, Angka Inflasi di Mukomuko Naik Menjadi 2,44 Persen

BACA JUGA:Angka Inflasi di Mukomuko 2,39 Persen, Dibawah Angka Inflasi Nasional

Pemahaman tentang kedua fenomena ini sangat penting bagi pembuat kebijakan, investor, dan masyarakat umum untuk dapat mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi perubahan ekonomi. 

Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa lebih siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh fluktuasi harga di pasar. (*)

Kategori :