BENGKULU.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Pakaian adat khas Bengkulu diharapkan dapat digunakan pada hari-hari tertentu, karena ini juga bagian dari upaya dalam memperkuat identitas daerah.
Demikian disampaikan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI), Dr. Hj. Dewi Coryati disela-sela workshop pelindungan kebudayaan dengan tema Ekosistem Kebudayaan Memajukan Bangsa, Selasa 17 September 2024.
"Di tengah perkembangan zaman seperti saat ini, betapa pentingnya menjaga dan melestarikan budaya. Salah satunya melalui pakaian adat, yang menjadi salah satu identitas budaya bangsa," ungkap Dewi.
Karena, lanjut Dewi, pakaian adat bukan hanya sekadar pakaian biasa saja, tetapi juga cerminan dari tinggi atau rendahnya budaya suatu daerah.
BACA JUGA:Identitas Daerah, Masyarakat Diajak Lestarikan Seni Budaya
BACA JUGA:Penataan TWA DDTS, Bangun Venue Adat Bengkulu
"Kita tidak bisa melihat budaya dari sisi atau aspek seperti upacara atau ritual saja. Leih dari itu, juga bisa dilihat dari hal-hal kecil sehari-hari misalnya pakaian yang kita gunakan," kata Dewi.
Menurut Dewi, jika diberlakukan kebijakan baju atau pakaian adat dapat digunakan pada hari-hari tertentu saja, maka budaya lebih mudah untuk dilestarikan dan dipertahankan.
"Alasan kita menitikberatkan pada pakaian adat, karena masing-masing daerah memiliki perbedaan yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Bahkan pakaian adat tiap daerah memiliki keunikan tersendiri, tidak terkecuali Bengkulu," tegas Dewi.
Dewi berharap, pakaian adat Bengkulu bisa menjadi bagian dari identitas yang lebih dikenal, dan dipakai dalam kehidupan walaupun pada hari tertentu saja.
BACA JUGA:Terobosan Angkat Budaya Bengkulu
BACA JUGA:3 Komponen Ini Miliki Peran Penting Budayakan Gemar Membaca
"Kita contohkan seperti di Solo. Dalam sepekan itu, mereka memberlakukan satu hari mengenakan pakaian adat mereka yakni baju beskap dan kebaya. Hal sedemikian juga bisa diterapkan di Bengkulu," harap Dewi.
Terkait harapan ini, sambung Dewi, pihaknya mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah untuk lebih mendukung dan memahami pentingnya kebudayaan.
"Dukungan itu bisa dengan membuat semacam kebijakan, pada satu hari dalam satu minggu itu, diberlakukan penggunaan pakaian adat. Misal seperti di lingkungan sekolah atau perkantoran," saran Dewi.